Featured Post
- Get link
- X
- Other Apps
Perbanyak Syukur Supaya Tidak FOMO!
Saya yakin. Anda pasti pernah merasakan rasa cemas. Rasa cemas yang disebabkan karena tertinggal/tidak terlibat dengan aktivitas yang dilakukan orang lain. Rasa cemas ini bila tidak dikelola dapat menganggu aktivitas sehari-hari. Bahkan bisa berujung depresi.
Rasa cemas yang timbul karena tidak terlibat pada kegiatan orang lain kini sering disebut dengan istilah FOMO. FOMO adalah singkatan dari Fear of Missing Out. FOMO secara sederhana disepadankan dengan istilah takut tertinggal.
FOMO sebenarnya sudah dikenal sejak lama. FOMO berawal dari makalah penelitian tahun 1996 yang ditulis oleh Dan Herman (Kompas, 04/04/2020). FOMO ternyata tidak hanya dipicu pada era media sosial seperti saat ini. Sudah sejak lama sudah ada fenomena FOMO. Walau fenomena FOMO tidak sedahsyat sekarang.
FOMO pada zaman dahulu hanya terjadi ketika seseorang tidak diundang dalam suatu pertemuan/pesta. Ketakutan pada ketertinggalan dahulu juga terjadi ketika seseorang merasa minder karena tidak memakai pakaian sesuai trend. FOMO pada masa lalu sering juga terjadi ketika teman satu kelompoknya lupa/tidak mengajaknya beraktivitas bersama.
Seperti yang sudah disebutkan tadi, fenomena FOMO semakin menjadi setelah munculnya media sosial. Kita bisa melihat aktivitas orang lain. Aktivitas orang lain bisa muncul tanpa kita minta di layar gadget kita. Bisa juga tiba-tiba muncul di notifikasi HP.
Aktivitas yang dilakukan dan ditampilkan orang lain di media sosialnya memicu kemunculan FOMO. FOMO bisa terjadi ketika kita tidak bisa "foto" di tempat-tempat yang sedang "hits". FOMO bisa juga terjadi ketika melihat orang lain mengikuti suatu kegiatan. Sehingga timbul perasaan bersalah tidak terlibat dalam kegiatan tersebut. Pokoknya, kalau muncul perasaan bersalah, takut, was-was atau khawatir setelah melihat "postingan" orang lain, dapat dikatakan ia telah terjangkit fenomena FOMO.
FOMO di era media sosial seperti saat ini dapat kita hindari. Caranya dengan:
- Mengalihkan fokus
- Mengenali kebutuhan dan keinginan diri sendiri
- Berhenti sementara mengikuti orang lain di media sosial
- Menghentikan sementara aktivitas di media sosial
- Membuat jurnal harian
- Mensyukuri apa yang sudah diraih selama ini
Fokus perlu dialihkan dari hal-hal yang membuat kita galau ke hal lain. Salah satunya dengan cara memfokuskan diri pada kebutuhan dan keinginan. Sehingga mau cara tersebut dilakukan agar kita dapat berhenti sementara memikirkan orang lain. Kalau perlu, kita melepaskan diri dari media sosial untuk sementara waktu.
Oleh karenanya, FOMO dapat dihalau dengan membuat jurnal harian. Jurnal/catatan harian ini berisi pencapaian-pencapaian yang diraih selama ini. Pada fase inilah FOMO dapat secara efektif dilawan dengan cara bersyukur!
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
wahh baru banget kemaren aku ikutan talkshow tentang FOMO, kontrol diri emang penting yaa, dan juga buat daftar kebutuhan, keinginan dan suatu hal yang penting buat skala prioritas belanja
ReplyDeleteKalau saya sih setuju dengan tips untuk menghindari FOMO nya itu
ReplyDeleteSaya sering lihat orang foto sana sini, Alhamdulillah saya sedikit pun tidak iri atau ingin menandinginya. Saya hidup apa adanya aja.
FOMO nih bahaya banget. Bisa bikin kita krisis keuangan. Apa yang orang lain punya kita pengen beli, ke mana yang orang lain pergi kita mau ikut juga, jadi uang abis cuma buat ngejar atensi orang aja. Gak sehat banget
ReplyDeleteO jadi itu artinya istilah FOMO. Kayak pernah liat sih di medsos. Kadang saya juga merasakannya.
ReplyDeleteWah aku baru tahu istilah ini . fomo ..bagus mas aku jadi ngerti.
ReplyDeleteHehehe.
Efek fomo ini emang sudah ada sejak jaman dulu ya. Merasa dikucilkan akibat g diajak kondangan bersama. Akhire adalah tradisi saling menunggu datag hajatan rame2 jehehe..
Sosialita gtu lah ya semacamnya
Sepertinya hampir sebagian besar orang pasti pernah merasakan perasaan ini ya. Tapi mungkin tidak sadar saja. Dan ternyata saya juga baru tahu kalau itu istilahnya disebut Fomo. Thank you ya atas tulisannya.
ReplyDeleteSalam hangat.
Ohh ini yang namanya FOMO ya? Iyaa, zaman dulu pas masa SMA kadang ada rasa gini "Kok aku gak diundang ke acara ultahnya ya. padahal banyak teman sekelas yang diundang?" :)
ReplyDeleteKlo sekarang liat postingan medsos ada yang naik haji atau traveling kadang muncul rsa, "Duhh kok aku belum bisa pergi ke sana. Kapan ya bisa kayak dia?" dll. Aku biasanya langsung berpikir positif & berdoa suatu saat bisa kayak gitu, jadi berusaha menghindari negative thinking.
Suka malu ati sih walau aku ga merasa terlalu FOMO
ReplyDeleteaku kan gatau yang liat apa merasa sama dengan yang aku rasakan apa tidak!
Ohh FOMO namanya..
ReplyDeleteKalau keracun sama kuliner gitu gimana kak? Termasuk foto juga gk yaa..
Kadang kan ada keinginan utk makan apa yg lg viral misalnya
Biar nggak fomo. Saya siasati dengan baca buku fisik. Kadang juga sebel sama diri sendiri kalau terlalu lama buka Ig .
ReplyDeleteSalam kenal dari anggota bloggerhub ^^
Iya nih, akhir2 ini FOMO jadi ngetrend ya. Namun ketakukan akan FOMO ink nyata. Puasa sosmed bisa jadi solusi sementara utk ga FOMO.
ReplyDeleteterima kasih Kak sudah diingatkan ya, semoga kita semua termasuk yang mengambil hal-hal positif dengna banyak bersykur ini.
ReplyDelete