Skip to main content

Featured Post

Profil Rahma Huda Putranto

Rahma Huda Putranto, S.Pd., M.Pd.  adalah Duta Baca Kabupaten Magelang yang   lahir di Magelang, pada tahun 1992, lulus dengan predikat cumlaude dari Jurusan S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Semarang tahun 2014. Pernah menempuh Program Magister Manajemen Pendidikan di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Selain itu, gelar magister bidang pendidikannya juga diperoleh melalui Program Magister Manajemen Pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta. Penulis pernah bekerja sebagai guru di SD Muhammadiyah Borobudur. Kemudian mendapat penempatan di SDN Giripurno 2 Kecamatan Borobudur sebagai Pegawai Negeri Sipil. Terhitung mulai tanggal 1 Maret 2018 mendapat tugas baru di SD Negeri Borobudur 1. Alamat tempat tinggal penulis berada di dusun Jayan RT 02 RW 01, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Selain itu, penulis dapat dihubungi melalui email r_huda_p@yahoo.co.id. Penulis pernah mengikuti program Latihan Mengajar di Uni

Anak Menangis dan Aku Merasakannya

Waktu Ahad sore biasanya dihabiskan untuk berkumpul bersama keluarga. Waktu di penghujung hari libur seperti ini biasanya dihabiskan untuk kegiatan bersama, seperti makan malam di luar atau di rumah pun jadi. Yang penting makan enak.

Ahad kali ini (11/2/2018) aku dan keluarga kecilku memiliki pengalaman yang berbeda dari biasanya. Perbedaan ini terletak pada pengalaman makan malam di suatu restoran di Borobudur. Memang tidak biasanya kami memutuskan untuk makan malam di resto. Biasanya resto tidak menjadi pilihan karena pertimbangan harga yang "spesial" berbeda dengan warung-warung di pinggir jalan.

Menu spesial di resto ini adalah nasi goreng. Sehingga istriku memesan nasi goreng spesial. Sedangkan aku memesan mie goreng. Sambil menunggu pesanan datang, kami bergantian "momong" Rafi. Rafi terlihat senang dan menikmati suasana resto ini.

Akhirnya setelah menunggu cukup lama, pesanan kami datang juga. Biasa, kami langsung saling bertukar menu untuk mengicipi makanan yang sengaja dipesan dengan jenis yang berbeda. Namun, belum sampai suapan yang kesepuluh kejadian luar biasa terjadi.

Tiba-tiba Rafi menangis. Menangis sambil berteriak. Tangisan ini membuat semua orang memperhatikan meja tempat kami makan. Ada juga yang membisiki kalau anak saya menangis karena ada makhlus dari alam lain yang mengganggu. Namun, aku tidak percaya dengan hal-hal seperti itu. Apalagi hal-hal yang berbau mistik dan jauh dari akal rasional.

Ternyata Rafi merasa ngantuk. Istriku berusaha sekuat tenaga untuk memberinya air susu ibu. Namun tetap saja menolak. Pada saat itu juga aku ingat, kalau Rafi memiliki kebiasaan sebelum tidur. Yaitu "ngolet" sambil "ngglinding" di atas tempat tidur. Ini yang tidak bisa dilakukan di resto ini.

Akhirnya kami memutuskan untuk pulang. Makanan yang baru saja terhidang berakhir dengan dibungkus. Sesampainya di rumah tidak sampai lima menit dan setelah ngglundung beberapa kali, Rafi langsung terbaring pulas.

Hikmah

Makanan seenak apapun, semahal apapun, kalau anakmu nangis terus, jadinya tidak enak. Jadi betul, ketika anak menderita, secara otomatis orang tua juga akan merasakan penderitaan yang sama. Hmm, apa ini yang namanya ikatan batin? Bismillah. Mudah-mudahakan kita diberi kemudahan oleh Allah SWT dalam mendidik anak.

Borobudur, 12 Februari 2018

Comments

Baca Juga