Featured Post
- Get link
- Other Apps
Menggiling Biji Kopi dengan Blender dan Palu
Long weekend kali ini saya gunakan untuk bereksperimen dengan kopi. Eksperimen kopi ini berawal dari sekumpulan hasrat yang timbul setelah membaca serangkaian artikel di harian Kompas dengan tema kopi nusantara.
Tulisan ini seolah menantangku untuk mencoba kenikmatan setiap "sruputan" kopi panas. Keterbatasan pengetahuan dan pengalaman membuatku mencari informasi di Google. Sampailah pada informasi yang menyatakan bahwa kenikmatan kopi terbaik diperoleh dari biji kopi yang baru saja digiling.
Syarat pertama untuk membuktikan kenikmatan dari biji yang baru saja digiling adalah memiliki biji kopi. Saat ini keberadaan biji kopi ini masih berada di bayang-bayang. Dengan sedikit kenekatan, malam ini juga aku bertandang ke salah satu kafe kopi terdekat. Membeli biji kopi. Pilihan pertama jatuh di biji kopi Gayo. Namun karena habis, akhirnya aku membeli biji Kopi Mandailing. Pemilik kafe sempat bertanya kepadaku, "Di rumah ada alat giling, mas?"
"Mboten, mas. Mangkih pripun lah carane" jawabku setengah iseng.
Saya berpikir bahwa hakikat dari menggiling kopi adalah membuat biji kopi ini menjadi ukuran yang lebih kecil. Terlintas di dalam pikiran untuk menggunakan beberapa peralatan yang ada di rumah untuk menggiling kopi ini. Pilihan jatuh pada alat yang disebut palu dan blender. Hasilnya adalah sebagai berikut.
1. Menggiling Biji Kopi Menggunakan Palu
Penggunaan palu untuk menghaluskan biji kopi sungguh merepotkan. Suara yang dihasilkan terlalu berisik. Bentuk biji kopi yang dipecah tidak beraturan. Aroma kopi ketika diseduh tidak terlalu kuat. Rasa kopinya juga tidak terlalu berasa. Hal ini disebabkan ukuran pecahan biji kopi tidak teroksidasi dengan sempurna.
2. Menggiling Biji Kopi Menggunakan Blender
Saya pikir penggunaan blender akan menghasilkan kopi yang lebih enak daripada menggunakan palu. Penggunaan blender lebih mudah karena hanya memasukkan biji kopi ke blender kemudian memencet tombol. Namun butiran pecahan kopi yang dihasilkan tidak sama. Pecahan biji kopi ada yang halus, sedikit kasar dan kasar. Ketika diseduh pun tidak seenak kopi yang disajikan di warung kopi. Sekali lagi, ukuran yang tidak beraturan menyebabkan kenikmatan kopi tidak maksimal.
Kesimpulannya, jenis mata pisau pada mesin penggiling kopi dengan blender berbeda. Ketajaman mata pisau blender membuat hasil gilingan kopi terbagi menjadi tiga jenis. Yaitu halus, kasar dan sangat kasar. Berbeda dengan menggunakan mesin penggiling kopi baik manual atau otomatis dimana mata pisau penghalus tidaklah tajam. Sehingga pecahan biji kopi yang dihasilkan ukurannya bisa sama. Kesamaan ukuran inilah yang menjadi salah satu daya tarik kenikmatan meminum kopi.
Borobudur, Ahad pukul 00.47 WIB, 15 April 2018
- Get link
- Other Apps
Comments
Post a Comment