Skip to main content

Featured Post

Profil Rahma Huda Putranto

Rahma Huda Putranto, S.Pd., M.Pd.  adalah Duta Baca Kabupaten Magelang yang   lahir di Magelang, pada tahun 1992, lulus dengan predikat cumlaude dari Jurusan S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Semarang tahun 2014. Pernah menempuh Program Magister Manajemen Pendidikan di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Selain itu, gelar magister bidang pendidikannya juga diperoleh melalui Program Magister Manajemen Pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta. Penulis pernah bekerja sebagai guru di SD Muhammadiyah Borobudur. Kemudian mendapat penempatan di SDN Giripurno 2 Kecamatan Borobudur sebagai Pegawai Negeri Sipil. Terhitung mulai tanggal 1 Maret 2018 mendapat tugas baru di SD Negeri Borobudur 1. Alamat tempat tinggal penulis berada di dusun Jayan RT 02 RW 01, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Selain itu, penulis dapat dihubungi melalui email r_huda_p@yahoo.co.id. Penulis pernah mengikuti program Latihan Mengajar di Uni

Menulis, Cara Katarsis Yang Terbaik

Emosi manusia sering berubah. Perubahan emosi disebabkan banyak hal. Bila dilihat dari sumbernya, perubahan emosi berasal dari  dalam dan luar diri manusia. Perubahan emosi dari dalam diri dapat berupa perasaan tidak puas dan serba kurang.

Emosi negatif yang berasal dari luar diri biasanya dipicu dari hal hal yang tidak bisa dikendalikan. Kemacetan, cuaca buruk, dan tindakan orang lain menjadi contoh pemicu emosi dari luar diri manusia. Walau emosi negatif dari luar akhirnya ditentukan emosi yang ada di dalam diri. Karena bagaimanapun yang menentukan emosi seseorang adalah dirinya sendiri.

Perubahan emosi merupakan hal yang wajar. Perubahan emosi menjadi hal yang tidak wajar ketika berimbas negatif pada kehidupan seseorang. Hal negatif itu berupa gangguan dalam menjalin hubungan dengan orang lain dan rusaknya barang atau benda di sekitar.

Kerusakan-kerusakan tersebut berasal dari pelampiasan emosi yang tidak tepat. Emosi negatif sering disalurkan dengan ujaran berupa umpatan kotor atau ucapan yang tidak etis. Ujaran ini dapat berupa ucapan langsung ataupun dalam bentuk tulisan status di media sosial. Selain itu, emosi negatif juga merugikan ketika diiringi perusakan barang dengan cara dilempar, ditendang, atau dibanting.

Sekali lagi, semua cara di atas bukan teknik pelampiasan emosi yang tepat. Seseorang dapat melampiaskan emosi secara positif. Cara pelampiasan yang benar dalam dunia psikologi disebut katarsis. Istilah katarsis diawali dari pendapat filsuf Yunani, sokrates. Kemudian dipopulerkan oleh Sigmund Freud, ahli psikoanalisa.

Katarsis secara istilah diartikan dengan pemurnian atau pembersihan jiwa. Pembersihan jiwa dengan meluapkan emosi ke saluran yang tepat. Terdapat banyak cara dalam melakukan katarsis, antara lain menulis, berolahraga atau bermain teater. Namun, teknik katarsis yang direkomendasikan adalah menulis.

Menulis tidak memerlukan biaya yang tinggi. Menulis bisa dilakukan dimana saja kapan saja. Olahraga kadang memerlukan waktu luang yang longgar dan peralatan olahraga yang tidak murah. Begitu juga bermain teater seringkali membutuhkan rekan yang sesuai.

Menulis untuk katarsis dilakukan dengan cara mengungkapkan sebab-sebab emosi negatif terjadi. Kemudian menceritakan tindakan yang telah dilakukan ketika emosi negatif terjadi. Bahkan paska emosi negatif terluapkan juga perlu diuraikan dalam bentuk tulisan.

Biasanya setelah tulisan selesai dan dibaca ulang, akan ditemukan sebuah penilaian bahwa tindakan dalam menanggapi emosi negatif sudah tepat atau belum. Disini menulis berfungsi ganda selain sebagai katarsis juga sebagai media untuk evaluasi diri.

Penjabaran tentang evaluasi diri perlu ditambahkan dalam tulisan katarsis sebagai bentuk solusi atas emosi negatif. Evaluasi ini menjadi bekal menghadapi masa depan. Diharapkan tidak terjadi lagi pelampiasan emosi secara negatif sebab-sebab teridentifikasi. Renungkan tulisan kita, latih diri menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan. Karena kebijaksanaan lahir dari pengalaman.

Comments

Baca Juga