Skip to main content

Featured Post

Profil Rahma Huda Putranto

Rahma Huda Putranto, S.Pd., M.Pd.  adalah Duta Baca Kabupaten Magelang yang   lahir di Magelang, pada tahun 1992, lulus dengan predikat cumlaude dari Jurusan S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Semarang tahun 2014. Pernah menempuh Program Magister Manajemen Pendidikan di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Selain itu, gelar magister bidang pendidikannya juga diperoleh melalui Program Magister Manajemen Pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta. Penulis pernah bekerja sebagai guru di SD Muhammadiyah Borobudur. Kemudian mendapat penempatan di SDN Giripurno 2 Kecamatan Borobudur sebagai Pegawai Negeri Sipil. Terhitung mulai tanggal 1 Maret 2018 mendapat tugas baru di SD Negeri Borobudur 1. Alamat tempat tinggal penulis berada di dusun Jayan RT 02 RW 01, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Selain itu, penulis dapat dihubungi melalui email r_huda_p@yahoo.co.id. Penulis pernah mengikuti program Latihan Mengajar di Uni

Arti Nyambut Gawe

Bekerja itu harus semangat. Karena ada Tuhan dibalik nyambut gawe.
"Nyambut gawe to, le!".

Mendengar kalimat di atas, ingatanku tertuju pada peristiwa sekitar empat tahun yang lalu. Tepatnya pada tahun 2014. Aku kala itu merasa gundah gulana karena tidak diterima di Pascasarjana Universitas Negeri Semarang. Orang tua telepon. Kulaporkan kegagalan ini. Dari suara yang kudengar, ibuku sangat senang. Aku disuruhnya pulang ke kampung halaman. Di rumah orang tua juga ada banyak kerjaan untuk sekedar "nyambut gawe".

Kini tercetus kembali di kepala ku. Kenapa basa krama dari pekerjaan itu bukan "gawean" atau "gawe" saja. Bukan pula kerja. Tapi malah nyambut gawe. Penasaran ini semakin bertambah kala lebih dipilh kata "nyambut".

Kalau dua kata ini dimaknai secara terpisah, nyambut diartikan meminjam. "Gawe" itu artinya membuat. Lalu apa yang dipinjam? Meminjam kepada siapa? Membuat apa? Meminjam perbuatan siapa? Kalau dua kata ini tak bermakna dan tidak nyambung, tentu saja tidak menjadi istilah dalam tatanan bahasa jawa "kelas" tinggi, yaitu Krama Inggil.
Saya kemudian memaknai "nyambut gawe" dengan meminjam perbuatan atau tugas. Dari siapa kita meminjam? Meminjam dari Tuhan, Allah SWT. Meminjam dalam rangka menjalankan tugas sebagai khalifah di muka bumi. Sebagai khalifah berarti menjadi perwakilan Tuhan di muka bumi. Jadi secara lebih gamblang lagi, nyambut gawe itu meminjam tugas Tuhan.

Jadi, sebenarnya pekerjaan atau profesi apapun pangkatnya, entah petinggi atau pegawai rendahan semuanya itu pinjaman dari Tuhan. Bila pekerjaan itu diambil olehnya maka kita harus ikhlas. Begitu pula sebaliknya, ketika kita masih memiliki pekerjaan atau "nyambut gawe" maka harus bekerja sebaik-baiknya. Karena pada hakikatnya kita meminjam tugas dari Tuhan sebagai khalifah di muka bumi.

Rambeanak, Jumat, 21 September 2018

Comments

  1. Iki terinsipirasi dari soal UTS po? 😅

    ReplyDelete
  2. Nyambut gawe" itu BELUM "kromo inggil", masih "ngoko". Kromo inggilnya adalah "nyambut damel".

    ReplyDelete
    Replies
    1. oh iya, pak sonny wimmar. betul sekali. terima kasih koreksinya. thanks jg sdh mampir.. :D

      Delete

Post a Comment

Baca Juga