Featured Post
- Get link
- X
- Other Apps
Depan Rumah
Katanya manusia itu tempatnya lupa. Saya pernah mendengar ungkapan tersebut dari guru agama saya. Sepertinya memang ada ungkapan tersebut dalam sistem keyakinan Umat Islam. Dan ini menjadi bukti keterbatasan yang dimiliki manusia.
Tapi, bukankah manusia dianugerahi akal dari
Tuhan? Dan akal inilah yang menjadi bukti kelebihan manusia. Maka saya
berpikir, karena akal inilah manusia bisa meminimalisir kelupaannya.
Manusia pun memutar akal agar tidak terjadi
kelupaan. Keterbatasan ingatan dibantu dengan adanya alat. Bantuan tersebut
berupa catatan di atas kertas maupun bantuan aplikasi pengingat. Ada ribuan
aplikasi gratis yang tersedia.
Saya sudah menggunakan buku catatan dan
aplikasi pengingat tugas. Saya menggunakan buku catatan konvensional untuk
mencatat hal penting. Terutama ketika bertemu dengan orang “penting”. Yang mana
kalau saya membuka dan mencatat di HP terasa kurang sopan.
Hasil catatan tersebut kemudian saya alihkan ke
aplikasi pengingat tugas. Saya menggunakan aplikasi “Task” dari Google. Aplikasi
tersebut dapat memuat tugas yang hendak dikerjakan. Bahkan bisa ditandai dengan
tanggal dan jam kapan tugas tersebut dilakukan.
Lantas, apakah dengan upaya ini semua agenda
bisa teringat dan terlaksana? Jawabannya belum tentu. Ini sama seperti yang saya
alami kemarin. Ternyata ada banyak agenda yang terlewat.
Saya merenung. Tibalah pada satu pemahaman.
Saya melewatkan banyak agenda karena larut dalam agenda yang sedang dihadapi.
Hari kemarin saya perlu menerima beberapa tamu. Ada pula agenda rapat hingga malam.
Ditambah keadaan HP yang mati.
Pengalaman ini memberikan pembelajaran bahwa
mencatat dan beraktifitas tidak menjamin seseorang melakukan tindakan-tindakan
bermakna. Manusia memerlukan waktu untuk “menata”. Penataan agenda perlu
dilakukan untuk mengukur skala prioritas dan kapan tugas tersebut akan
dilaksanakan.
Waktu untuk menata ini bisa juga disebut waktu
untuk merenung. Seringkali waktu merenung ini digambarkan dengan seorang lelaki
yang merokok di depan rumah sembari merokok. Pandangan ini sering terlihat di
rumah-rumah. Awalnya saya mengira kalau aktifitas duduk-duduk seorang diri ini
tidak berguna. Namun, sekarang kita tahu fungsinya. Maka, lelaki yang
duduk-duduk di depan rumah itu salah satunya adalah saya.
Rahma Huda Putranto
Kamis, 16 Oktober 2025
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment