Skip to main content

Featured Post

Profil Rahma Huda Putranto

Rahma Huda Putranto, S.Pd., M.Pd.  adalah seorang Kandidat Doktor di Bidang Pendidikan dan Duta Baca Kabupaten Magelang yang   lahir di Magelang, pada tahun 1992, lulus dengan predikat cumlaude dari Jurusan S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Semarang tahun 2014. Pernah menempuh Program Magister Manajemen Pendidikan di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Selain itu, gelar magister bidang pendidikannya juga diperoleh melalui Program Magister Manajemen Pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta. Kini sedang menempuh studi doktoral di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Penulis pernah bekerja sebagai guru di SD Muhammadiyah Borobudur. Kemudian mendapat penempatan di SDN Giripurno 2 Kecamatan Borobudur sebagai Pegawai Negeri Sipil. Terhitung mulai tanggal 1 Maret 2018 mendapat tugas baru di SD Negeri Borobudur 1. Alamat tempat tinggal penulis berada di dusun Jayan RT 02 RW 01, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tenga...

Depan Rumah

Katanya manusia itu tempatnya lupa. Saya pernah mendengar ungkapan tersebut dari guru agama saya. Sepertinya memang ada ungkapan tersebut dalam sistem keyakinan Umat Islam. Dan ini menjadi bukti keterbatasan yang dimiliki manusia.

Tapi, bukankah manusia dianugerahi akal dari Tuhan? Dan akal inilah yang menjadi bukti kelebihan manusia. Maka saya berpikir, karena akal inilah manusia bisa meminimalisir kelupaannya.

Manusia pun memutar akal agar tidak terjadi kelupaan. Keterbatasan ingatan dibantu dengan adanya alat. Bantuan tersebut berupa catatan di atas kertas maupun bantuan aplikasi pengingat. Ada ribuan aplikasi gratis yang tersedia.

Saya sudah menggunakan buku catatan dan aplikasi pengingat tugas. Saya menggunakan buku catatan konvensional untuk mencatat hal penting. Terutama ketika bertemu dengan orang “penting”. Yang mana kalau saya membuka dan mencatat di HP terasa kurang sopan.

Hasil catatan tersebut kemudian saya alihkan ke aplikasi pengingat tugas. Saya menggunakan aplikasi “Task” dari Google. Aplikasi tersebut dapat memuat tugas yang hendak dikerjakan. Bahkan bisa ditandai dengan tanggal dan jam kapan tugas tersebut dilakukan.

Lantas, apakah dengan upaya ini semua agenda bisa teringat dan terlaksana? Jawabannya belum tentu. Ini sama seperti yang saya alami kemarin. Ternyata ada banyak agenda yang terlewat.

Saya merenung. Tibalah pada satu pemahaman. Saya melewatkan banyak agenda karena larut dalam agenda yang sedang dihadapi. Hari kemarin saya perlu menerima beberapa tamu. Ada pula agenda rapat hingga malam. Ditambah keadaan HP yang mati.

Pengalaman ini memberikan pembelajaran bahwa mencatat dan beraktifitas tidak menjamin seseorang melakukan tindakan-tindakan bermakna. Manusia memerlukan waktu untuk “menata”. Penataan agenda perlu dilakukan untuk mengukur skala prioritas dan kapan tugas tersebut akan dilaksanakan.

Waktu untuk menata ini bisa juga disebut waktu untuk merenung. Seringkali waktu merenung ini digambarkan dengan seorang lelaki yang merokok di depan rumah sembari merokok. Pandangan ini sering terlihat di rumah-rumah. Awalnya saya mengira kalau aktifitas duduk-duduk seorang diri ini tidak berguna. Namun, sekarang kita tahu fungsinya. Maka, lelaki yang duduk-duduk di depan rumah itu salah satunya adalah saya.

 

Rahma Huda Putranto

Kamis, 16 Oktober 2025

Comments

Baca Juga