Skip to main content

Featured Post

Profil Rahma Huda Putranto

Rahma Huda Putranto, S.Pd., M.Pd.  adalah Duta Baca Kabupaten Magelang yang   lahir di Magelang, pada tahun 1992, lulus dengan predikat cumlaude dari Jurusan S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Semarang tahun 2014. Pernah menempuh Program Magister Manajemen Pendidikan di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Selain itu, gelar magister bidang pendidikannya juga diperoleh melalui Program Magister Manajemen Pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta. Penulis pernah bekerja sebagai guru di SD Muhammadiyah Borobudur. Kemudian mendapat penempatan di SDN Giripurno 2 Kecamatan Borobudur sebagai Pegawai Negeri Sipil. Terhitung mulai tanggal 1 Maret 2018 mendapat tugas baru di SD Negeri Borobudur 1. Alamat tempat tinggal penulis berada di dusun Jayan RT 02 RW 01, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Selain itu, penulis dapat dihubungi melalui email r_huda_p@yahoo.co.id. Penulis pernah mengikuti program Latihan Mengajar di Uni

Ternyata Sudah Apel

Pagi ini tidak seperti biasa. Saya bangun terlambat. Keterlambatanku bangun biasanya dimungkinkan karena dua hal. Pertama karena tidur larut malam. Kedua disebabkan tidur setelah sholat shubuh.

Keterlambatan bangun kali ini mengakibatkan beberapa situasi yang sulit untuk dikendalikan. Saya terbangun. Rafi masih tertidur di sampingku. Teringat kalau tadi terdengar suara dari istri saya. Ia berkata akan pergi ke pasar membeli keperluan hari ini.

Saya mengambil handuk. Pintu kamar mandi baru saja ditutup. Terdengar rengekan tangis bayi dari dalam kamar. Batinku berkata, "Rafi bangun!". Aku bergegas keluar kamar mandi. Seperti biasa. Bangun tidur langsung minta dituntun jalan-jalan. Tak tega melepas tangan Rafi yang menggegam tanganku erat. Hanya bisa pasrah menunggu istri pulang dari pasar.

Jarum jam menunjukkan angka 07.45 WIB. Terdengar bunyi motor Beat. Tak lama istriku masuk ke BKIA. Akhirnya istriku pulang. Langsung saja aku mandi dan bersiap berangkat kerja. Aku keluar dari BKIA pukul 07.55 WIB.

Jam tanganku menunjukkan pukul 07.58 WIB. Aku melihat jam tangan ini ketika sampai di pintu gerbang SDN Borobudur 1. Di depan koperasi sekolah ada Bu Ninik dan Bu Wiwik yang sedang berbincang-bincang. Aku merasa lega karena ini pertanda positif. Bahwa bel masuk belum berbunyi. Dan ketika bel belum berbunyi pasti apel pagi juga belum dimulai.

Perasaan lega ini memotivasiku untuk memberikan senyum termanis yang bisa aku buat. Senyuman ini kuberikan kepada Ibu-ibu yang berada di depan koperasi.  Saya parkirkan sepeda motor. Masuk ke dalam kantor guru. Perasaan legaku karena tidak jadi terlambat membuatku senang.

Kesenangan itu aku ekspresikan dengan mengajak ibu-ibu guru yang masih berada di kantor. "Monggo ibu-ibu apel rumiyin!". Semua mata tertuju kepadaku. Aku masih belum sadar dengan apa yang terjadi. Kuajak lagi. Bu Surat berbisik kepadaku " Pak, niki nembe mawon rampung apel". "Apaaa?" tanyaku dalam hati.

Aku tidak tahu dan tidak sadar kalau kalau datang terlambat. Aku sambil tersenyum dan tertawa meminta maaf karena aku tidak tahu. Tidak tahu kalau sudah masuk dan sudah apel pagi. Tak lama, setelah permintaan maafku, Bu Ninik datang. Aku meminta maaf kepada bu Ninik kalau tidak bisa ikut apel. Bu Ninik tersenyum. Mungkin beliau tahu kalau aku tidak sadar kalau guru yang lain sudah masuk dan melaksanakan apel.

Kejadian lucu ini menjadi pelajaran bagiku. Bangun lebih pagi memang menjadi sebuah kenikmatan yang sangat besar.  Bangun lebih pagi artinya lebih siap. Jujur, ini kali kedua saya tidak ikut mendengar bel masuk selama saya ditugaskan di SDN Borobudur 1.

Rabu, 4 April 2018

Comments

Baca Juga