Skip to main content

Featured Post

Profil Rahma Huda Putranto

Rahma Huda Putranto, S.Pd., M.Pd.  adalah Duta Baca Kabupaten Magelang yang   lahir di Magelang, pada tahun 1992, lulus dengan predikat cumlaude dari Jurusan S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Semarang tahun 2014. Pernah menempuh Program Magister Manajemen Pendidikan di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Selain itu, gelar magister bidang pendidikannya juga diperoleh melalui Program Magister Manajemen Pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta. Penulis pernah bekerja sebagai guru di SD Muhammadiyah Borobudur. Kemudian mendapat penempatan di SDN Giripurno 2 Kecamatan Borobudur sebagai Pegawai Negeri Sipil. Terhitung mulai tanggal 1 Maret 2018 mendapat tugas baru di SD Negeri Borobudur 1. Alamat tempat tinggal penulis berada di dusun Jayan RT 02 RW 01, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Selain itu, penulis dapat dihubungi melalui email r_huda_p@yahoo.co.id. Penulis pernah mengikuti program Latihan Mengajar di Uni

Kehebatan dalam Implementasi Kurikulum secara Senyap

Saya takjub membaca tulisan Ki Darmaningtyas di Opini Kompas edisi 4 September 2021. Ki Darmaningtyas menyoroti adanya "kurikulum senyap". Kurikulum senyap ini menyelinap melalui program sekolah penggerak. 

Kurikulum ini disebutnya dengan kurikulum Program Sekolah Penggerak. Walau ada juga pemerhati pendidikan yang lain dengan menyebutnya sebagai kurikulum sekolah penggerak.

Keberadaan kurikulum sekolah penggerak mulai diketahui sebagian masyarakat. Selain itu, banyak juga yang mencari tahu keberadaan kurikulum sekolah penggerak. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan pencarian kata kunci "kurikulum sekolah penggerak" di Google.

Ki Darmaningtyas mengaku bahwa para pemerhati pendidikan tidak mengerahui adanya kurikulum baru ini. Kurikulum baru ini tidak melalui mekanisme uji publik. Pemerhati pendidikan mengetahui kurikulum sekolah penggerak dari para guru yang terlibat dalam program sekolah penggerak. Hal inilah yang membuat Ki Darmaningtyas menyebutnya sebagai "Kurikulum Senyap".

Saya tidak membahas perbedaan antara kurikulum program sekolah penggerak ini dengan kurikulum 2013. Bukan pula membahas tentang perubahan teknis atau paradigmatik yang berubah. Pembahasan lebih lanjut mengenai kurikulum sekolah penggerak dapat dibaca di opini Kompas Ki Darmaningtyas itu. Atau dapat juga menyimak melalui video-teks yang saya buat. 

Saya melalui tulisan ini ingin memotret bagaimana hebatnya pemangku kepentingan dalam menggiring perubahan. Pemangku kepentingan dalam hal ini Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi berhasil membuat kurikulum baru. Implementasi kurikulum sekolah penggerak ini pun tidak membikin gaduh. Berbeda ketika perubahan-perubahan kurikulum sebelumnya. Seluruh Indonesia gaduh dibuatnya.

Sekarang, semua orang tenang-tenang saja dalam menghadapi perubahan kurikulum ini. Ini hebatnya. Perubahan bisa saja terjadi dengan lembut. Perubahan terjadi tanpa adanya kegaduhan atau keresahan. Biasanya, setiap kali ada perubahan kurikulum, guru atau orang tua siswa menjadi pihak yang paling kencang suaranya.


VIDEO Opini Kompas Ki Darmaningtyas dengan judul "Ganti Kurikulum Lagi".

Comments

Baca Juga