Skip to main content

Featured Post

Profil Rahma Huda Putranto

Rahma Huda Putranto, S.Pd., M.Pd.  adalah Duta Baca Kabupaten Magelang yang   lahir di Magelang, pada tahun 1992, lulus dengan predikat cumlaude dari Jurusan S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Semarang tahun 2014. Pernah menempuh Program Magister Manajemen Pendidikan di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Selain itu, gelar magister bidang pendidikannya juga diperoleh melalui Program Magister Manajemen Pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta. Penulis pernah bekerja sebagai guru di SD Muhammadiyah Borobudur. Kemudian mendapat penempatan di SDN Giripurno 2 Kecamatan Borobudur sebagai Pegawai Negeri Sipil. Terhitung mulai tanggal 1 Maret 2018 mendapat tugas baru di SD Negeri Borobudur 1. Alamat tempat tinggal penulis berada di dusun Jayan RT 02 RW 01, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Selain itu, penulis dapat dihubungi melalui email r_huda_p@yahoo.co.id. Penulis pernah mengikuti program Latihan Mengajar di Uni

Menjadi Individu Merdeka


Ini bukan tulisan yang ditulis dalam rangka HUT RI. Ini soal individu merdeka. Individu merdeka merupakan seseorang yang berdaulat atas diri dan lingkungannya.

Individu merdeka ini saya ambil dari lagu yang berjudul "Mengadili Persepsi". Lagu ini dipopulerkan oleh band high octane rock. Namanya Seringai. Tapi, tafsir saya mungkin saja berbeda dari apa yang ada dalam lirik lagu tersebut.

Individu merdeka menjadi begitu istimewa di masa sekarang. Banyak sekali godaan yang menghanyutkan diri sehingga lupa pada diri sendiri. Individu merdeka saat ini sulit ditemui. Godaan "harta-takhta-wanita" benar-benar sesuatu yang menggoyahkan.

Soal harta misalnya. Saat ini mudah sekali seseorang terjebak pada harta. Harta begitu mudah diperoleh. Mudah pula menyandera diri kita. Lihat saja, bagaimana mudahnya mencairkan uang dari pinjaman online. Dan bagaimana sulitnya lepas dari pinjaman online ini. Akhirnya, harta menjadi jerat bagi individu yang merindukan kemerdekaan.

Soal takhta juga seperti itu. Godaan takhta juga menjerat diri. Sekarang takhta itu dapat diperoleh dengan gampang-gampang susah. Saya katakan gampang karena "buzzer" dengan ratusan postingan dan jutaan follower dapat diangkat menjadi komisaris perusahaan.

Wanita juga begitu. Wanita kini tampil lebih "wow". Ke-"wow"-an ini dapat dibuat. Cukup masuk salon atau klinik kecantikan, jadilah cantik-mempesona. Wanita pun dapat melunturkan daya individu sebagai entitas yang merdeka.

Individu merdeka sebenarnya dapat berdampingan dengan orang lain. Hanya saja seorang individu merdeka tidak "keli", tapi "ngeli. Individu merdeka mengarungi sungai tapi tidak terdorong ikut arus. Namun ia dapat berenang memanfaatkan arus.

Tiga variabel di atas hanya sedikit dari banyaknya variabel yang dapat menggoyahkan diri sebagai individu merdeka. Sikap sebagai individu merdeka memang tidak mudah. Hanya saja individu merdeka menjanjikan kebebasan dan kedaulatan di tengah godaan yang semakin tidak terkendali.

Comments

Baca Juga