Featured Post
- Get link
- X
- Other Apps
Tempat Kembali
Saya bersyukur atas hari ini. Saya mendapatkan kesempatan yang langka. Saya dapat mengantar keluarga kecil kakak saya ke Bantul. Saya mengantar mereka bersama dengan istri dan kedua anak saya.
Momentum hari ini langka terjadi. Selama ini saya banyak sibuk di luar rumah. Apalagi pada beberapa bulan terakhir ini. Saya menghadapi situasi yang membuat saya harus memenuhi berbagai macam deadline.
Tulisan ini pun menjadi langkah pertama saya untuk meningkatkan rasa syukur. Saya perlu berhenti sejenak untuk bersyukur agar tidak terjebak pada rutinitas. Jebakan rutinitas seringkali membuat kehidupan ini terasa hambar. Bahkan tidak seimbang.
Bayangkan, bagaimana tidak seimbangnya hidup saya kalau terlampau banyak waktu untuk beraktivitas di luar. Padahal keluarga merupakan tempat kembali. Saya pernah mendapatkan suatu pemahaman menarik dari pengertian keluarga sebagai tempat kembali ini.
Filosofi ini saya peroleh dari Mas Pram, salah satu kolega saya di forum kepala sekolah SMP Kabupaten Magelang. Ia bercerita sekaligus menasihati saya. Harapannya agar saya tidak terlalu "ngoyo". Apabila terlampau "ngoyo", bisa bisa berdampak pada kesehatan saya.
Mas Pram kemudian bertanya padaku, "kalau njenengan sakit, yang merawat siapa, mas?" Sebelum saya menjawab, beliau sudah menjawab dulu. "Keluarga to, mas?"
Betul juga. Keluarga adalah tempat kembali. Jangan sampai kita kembali hanya saat sakit. Tentu ini akan membuat semuanya repot. Bahkan menjauhkan dari potensi terwujudnya keluarga yang bahagia. Maka dari itu keseimbangan itu wajib dijaga. Maka, saya bersyukur atas hari ini.
Rahma Huda Putranto
Bantul, 21 Desember 2025
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment