Awal tahun ini saya benar-benar bekerja di balik meja. Hal ini terjadi seketika saya memperkerjakan seseorang sebagai pegawai penuh waktu. Ini langkah berani karena sebelumnya tidak pernah kulakukan.
Saya sebelumnya menyukai pekerja freelance. Freelance atau pegawai lepas ini hanya bekerja saat ada "pekerjaan." Mereka bekerja hanya ketika ada proyek saja. Keuntungan yang saya dapatkan sangatlah jelas. Saya hanya membayar mereka ketika ada pekerjaan.
Memperkerjakan freelance lebih aman dari sisi keuangan. Karena saya tidak perlu membayar bila tidak ada pekerjaan. Namun kali ini saya membayar orang penuh waktu.
Pengusaha yang membayar orang secara penuh waktu sebenarnya memiliki keunggulan tersendiri. Pengeluaran bisa ditekan. Terutama kalau pekerjaan sedang banyak-banyaknya. Kalau pekerjaan banyak, lebih untung membayar penuh waktu.
Saya pernah membaca cerita seorang penjahit. Dia menyewa jasa seorang penjahit tambahan dengan bayaran Rp 100.000 per potong baju. Namun karena pekerjaan sedang banyak, ia membayar penjahit tambahan ini secara penuh waktu dengan bayaran Rp 150.000 per hari.
Juragan penjahit ini tahu. Kalau dia penjahit yang dia sewa bisa menjahit tiga potong baju setiap harinya. Kalau pekerjaan sedang banyak, jelas juragan penjahit lebih diuntungkan. Ia hanya perlu membayar 150.000 untuk tiga potong baju setiap harinya.
Makanya, dari cerita di atas saya harus selalu memutar otak. Agar supaya saya sebagai pengusaha tidak rugi membayar penuh waktu. Cara agar tidak rugi dengan selalu memberikan pekerjaan "penuh" kepada pegawai penuh waktu.
Pengusaha yang tidak memberikan "tugas" atau "pekerjaan" kepada pegawai penuh waktu tentu sangatlah rugi. Makanya, harus ada upaya-upaya agar para pegawai penuh waktu ini tetap sibuk. Pengusaha harus memutar otak untuk senantiasa memberikan "pekerjaan." Pemberian pekerjaan pun harus "lembut" agar tidak terjadi pengabaian atau penolakan.
Pada intinya, pengusaha membeli "waktu" dari pegawai penuh waktu. Sedangkan pengusaha membeli "pekerjaan" dari pegawai lepas. Jadi, kalau anda pengusaha, anda pilih mana?
Comments
Post a Comment