Featured Post
- Get link
- Other Apps
Jangan Langsung Percaya Media Sosial
Jangan percaya dengan apa yang tertampil di media sosial
Pernyataan di atas dapat dengan mudah ditemukan di platform YouTube. Walau tidak sama persis seperti yang terucap, Saya pertama kali mendengarnya dari mulut Pangeran Siahaan. Saat itu, ia diwawancarai oleh Rosi Anwar.
Jangan pernah percaya dengan apa yang kita lihat di media sosial memang ada benarnya. Sebab, yang tertampil belum tentu benar. Bisa jadi hal tersebut tidak benar-benar ada, benar-benar terjadi, atau mungkin benar-benar dirasakan oleh orang tersebut.
Tegasnya, media sosial tidak menampilkan sesuatu yang otentik. Pengguna media sosial dapat menampilkan hal-hal yang diinginkan oleh pemilik akun. Belum lagi, ada pengguna media sosial yang berpredikat sebagai "social media specialist". Mereka memiliki kemampuan untuk membentuk citra dan mempengaruhi pengikut/masyarakat media sosial.
Sebelum sampai ke level social media specialist, kita secara tidak sadar melakukan tindakan yang sama. Tindakan untuk memoles citra diri. Mengglorifikasi pengalaman bahkan meromantisasi kesialan.
Kita melakukannya dengan cara memilah foto/video yang akan kita upload. Sering juga melakukan editing agar terjadi runtutan yang logis. Lakukan juga filterisasi, agar wajah tertampil nan putih dan glowing.
Waktu uploadnya pun menunggu. Kita berhitung, kapan ya "si doi" sering online. Mau ditulis caption kaya apa ya. Oh iya, hastag jangan lupa, pilih juga yang mengundang perhatian orang banyak.
Tindakan-tindakan di atas dapat dilakukan siapa saja. Ribuan aplikasi tersedia untuk upaya-upaya di atas. Lantas apakah kita salah melakukan langkah-langkah di atas ketika bermain media sosial?
Jawabannya, tidak. Terms of reference di setiap media sosial mengizinkan hal-hal tersebut. Kita pun tidak akan dikenakan pasal penipuan, ketika tampilan saat "jumpa darat" berbeda dengan foto profil di media sosial.
Lantas apa yang perlu dilakukan? Ya kembali ke pendapatnya Pangeran Siahaan. Jangan percaya dengan apa yang tertampil di media sosial. Gunakan cara berpikir kritis. Gampangnya, tidak langsung percaya dengan apa yang dilihat di timeline media sosial.
Borobudur, 11 Mei 2022
- Get link
- Other Apps
Comments
Post a Comment