Featured Post
- Get link
- X
- Other Apps
Atur Jadwal di Tengah Pendeknya Libur Idul Fitri
Tren libur lebaran beberapa tahun terakhir rasanya semakin pendek. Dulu libur lebaran bisa sampai dua minggu. Tapi saat ini libur lebaran hanya berlangsung beberapa hari saja. Saya dapat memakluminya. Sebab, tantangan hidup dan dunia kerja semakin ketat.
Saya ingat betul ketika masih SD. Waktu itu, Indonesia dipimpin oleh Presiden yang bernama K.H. Abdurrahman Wahid. Libur sekolah benar-benar panjang. Bulan puasa “full” libur satu bulan. Ditambah libur lebaran sekitar dua minggu.
Saat ini, libur lebaran hanya berlangsung beberapa hari. Saya hitung ada waktu sekitar 7 hari. Hari libur itu sudah termasuk 3 hari sebelum lebaran dan 4 hari setelah lebaran. Bukan seperti dulu, seminggu sebelum lebaran libur. Lalu seminggu pasca lebaran juga libur.
Inilah era dimana efektifitas dan efisiensi kerja mendapatkan perhatian lebih. Maka dari itu, saya perlu menanggapi keadaan ini dengan sebaik-baiknya. Keadaan perlu disikapi dengan cerdas. Dengan demikian, ada beberapa cara untuk mengatur jadwal silaturahmi saat lebaran.
Pertama, kita perlu membuat daftar pihak-pihak yang akan dikunjungi. Daftar tersebut dapat berisi nama-nama keluarga, kerabat, atau kolega kerja. Perlu juga menambahkan alamat rumah yang akan dikunjungi.
Kedua, memperkirakan durasi kunjungan. Alamat rumah diinventarisasi. Tujuannya untuk menghitung perkiraan waktu perjalanan. Waktu tempuh perjalanan juga mempertimbangkan waktu istirahat, sholat, dan makan.
Ketiga, membuat jadwal kunjungan. Jadwal kunjungan dibuat dengan membuat pengelompokkan terlebih dahulu. Pengelompokkan didasarkan pada jarak antara satu tempat dengan tempat lain yang akan dikunjungi. Tempat yang berdekatan dibuat dalam satu kelompok. Sebab, akan efektif jika dalam satu waktu kita berhasil berkunjung di satu wilayah yang berdekatan. Gunakan pula aplikasi Google Calendar sebagai pengingat.
Keempat, konfirmasi bahwa kita akan berkunjung. Hal ini perlu dilakukan agar ketika berkunjung, rumah tersebut tidak dalam keadaan kosong. Namun, saya pribadi jarang membuat konfirmasi seperti ini. Khawatir merepotkan tuan rumah. Belum lagi perjalanan yang tidak menentu. Seringkali membuat kunjungan kita terhambat. Bisa jadi, bisa tidak.
Kelima, stamina keluarga dan kendaraan perlu juga mendapat perhatian. Jangan sampai keluarga kita terlampau kelelahan. Selanjutnya, komunikasi dengan keluarga perlu dilakukan untuk mengukur kenyamanan perjalanan. Pastikan juga kendaraan dalam posisi prima.
Terakhir, jadwal silaturahmi yang dibuat perlu disikapi secara fleksibel. Jadwal ini hanyalah acuan. Bukan penentu dan harus dilaksanakan. Alasannya, seringkali ada perubahan yang terjadi di lapangan. Mungkin orang yang akan dikunjungi bepergian, jalanan macet, dan sebagainya. Walau ada kemungkinan muncul hambatan, setidaknya kita sudah membuat gambaran rencana yang akan dilakukan bersama. Selamat ber idul fitri!
Rahma Huda Putranto,
Selasa, 9 April 2024
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment