Featured Post
- Get link
- Other Apps
Paparan Prof Anas Saidi saat Launching Kami Indonesia di Yogyakarta
Profesor Anas Saidi,
Deputi bidang Pengkajian dan Materi, Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila.
Prof Anas Saidi yang kini menjabat sebagai deputi UKP Pancasila. Prof Anas pada awal penyampaian materi menampilkan pidato Bung Karno saat berpidato di Sidang PBB. Video ini berlogo "damp i love Indonesia". Prof Anas juga menyampaikan bahwa Bung Karno pada pidato ini, mengkritisi pemikiran filsuf Bernard Russel. Pemikiran Bernard Russel kemudian disandingkan dengan Pancasila.
Korea Selatan (Korsel) dulu kagum dengan Indonesia. Memiliki ideologi seperti pancasila. Dan Korsel menjadikan ideologi negaranya sebagai nafas tindakan. Akhirnya, Korsel sekarang menjadi negara maju.
Kemajuan sebuah bangsa biasanya ditentukan oleh penguasaan ilmu pengetahuan. Contoh bangsa yang maju adalah Yahudi. Bangsa Yahudi di dunia jumlahnya hanya ada beberapa juta. Namun penguasaan ilmu pengetahuan bangsa Yahudi tidak bisa diragukan lagi. Orang Yahudi yang berhasil meraih nobel ada 112 orang. Sedangkan orang Islam yang meraih nobel baru satu orang. Itupun orang yang berlatar belakah Ahmadiyah.
Indonesia, setiap tahunnya menghasilkan wisudawan sejumlah 900ribu. Tapi wisudawan itu ketika tidak berkencimpung di dunia keilmuan, akan kalah dengan bangsa lain.
Sehingga closing statement dari Prof. Anas Saidi adalah "Kunci keberhasilan pemuda ada di membaca, membaca dan membaca".
*Catatan Rahma Huda Putranto, S.Pd. ketika mengikuti Launching Kami Indonesia di
GOR Amongrogo, Yogyakarta, 16 Desember 2017.
Catatan ini merupakan catatan pribadi, apabila ada kekeliruan dalam catatan ini dapat direvisi dalam rangka penyempurnaan
- Get link
- Other Apps
Comments
Post a Comment