Skip to main content

Featured Post

Profil Rahma Huda Putranto

Rahma Huda Putranto, S.Pd., M.Pd.  adalah Duta Baca Kabupaten Magelang yang   lahir di Magelang, pada tahun 1992, lulus dengan predikat cumlaude dari Jurusan S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Semarang tahun 2014. Pernah menempuh Program Magister Manajemen Pendidikan di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Selain itu, gelar magister bidang pendidikannya juga diperoleh melalui Program Magister Manajemen Pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta. Penulis pernah bekerja sebagai guru di SD Muhammadiyah Borobudur. Kemudian mendapat penempatan di SDN Giripurno 2 Kecamatan Borobudur sebagai Pegawai Negeri Sipil. Terhitung mulai tanggal 1 Maret 2018 mendapat tugas baru di SD Negeri Borobudur 1. Alamat tempat tinggal penulis berada di dusun Jayan RT 02 RW 01, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Selain itu, penulis dapat dihubungi melalui email r_huda_p@yahoo.co.id. Penulis pernah mengikuti program Latihan Mengajar di Uni

Kabar di 21 Februari 2020: Atur Barisan di Pagi Hari


Kelopak mataku berat terbuka. Seperti ada lem-G yang melekat di kedua kulit yang melindungi mata ini. Kucoba buka dengan sekuat tenaga. Mulut ini menyeringai karena saking beratnya. Lalu muncul dengan jelas kerutan di keningku.

Suara adzan bersahutan dengan kokok ayam jago. Aku yakin kalau sudah pagi. Seperti biasa, berat sekali badan ini untuk bangun. Konon katanya karena dikencingi setan.

Aku tidak peduli dengan setan atau apa. Yang jelas, walau mata ini berat, kupaksa ia untuk terbuka. Tanganku meraih HP yang berada di depanku. Oh ada pesan WA masuk. Isinya pengumuman hasil seleksi.

Inilah yang kutunggu-tunggu empat hari ini. Seketika ku buka. Kucari namanya. Namun tidak ada. Kupaksa mataku terbuka. Kucari lagi dari atas ke bawah. Tetap saja tidak ada.

Dari sisi perasaan, tidak ada rasa kecewa terhadap hasil ini. Karena sejak awal hanya ingin "test the water." Menguji punya jalu tidak disini. Kalau berhasil ya taring dan jalunya tajam. Bila tidak ya sebaliknya.

Kini evaluasinya bukanlah pada pihak di luar diri. Karena sesuatu yang berada di luar diri ini tidak ada kendali atasnya. Akan tetapi ada kenyataan yang pasti, yaitu akulah yang sebenarnya belum bertaji dan bertaring. Buktinya lagi, kemarin aku masih merengek pada pihak di luar diri. Jadi, yang kubutuhkan saat ini adalah menajamkan taring dan taji yang kumiliki.

Mumpung masih muda. Berusahalah, wahai diri. Gunakan waktumu untuk mengubah potensi menjadi kekuatan. Jangan sampai ada sesal di tua nanti.

Puisi karya Ali Hasjmi kukutip secara lengkap. Melalui puisi "Menyesal," semoga tidak ada sesal di antara kita. Kutipan puisi ini patut kau renungkan.
Maksimalkan masa mudamu, kawan!

Menyesal
Karya: Ali Hasjmi

Pagiku hilang sudah melayang,
Hari mudaku sudah pergi
Kini petang datang membayang
Batang usiaku sudah tinggi

Aku lalai di hari pagi
Beta lengah di masa muda
Kini hidup meracun hati
Miskin ilmu, miskin harta

Ah, apa guna kusesalkan
Menyesal tua tiada berguna
Hanya menambah luka sukma

Kepada yang muda kuharapkan
Atur barisan di hari pagi
Menuju arah padang bakti.

Borobudur, 21 Februari 2020

Comments

Baca Juga