Ahad pagi saya komunikasi melalui telepon Whatsapp dengan Mas Rohmadi. Beliau senior saya di PGSD Unnes. Kini menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) di salah satu SD di Kota Semarang.
Komunikasi ini terbilang cukup lama. Setengah jam lebih sedikit, tepatnya 34 menit. Saya sengaja meminta waktu beliau secara khusus.
Pembahasan Ahad pagi ini seputar pembelian saham. Lebih tepatnya pembukaan rekening saham melalui bank sekuritas. Ada beberapa insight yang bisa kita peroleh di antaranya sebagai berikut.
Butuh Melek Finansial
Aktivitas pembelian saham membutuhkan kesadaran berinvestasi. Kesadaran berinvestasi baru akan muncul ketika kita belajar tentang literasi finansial. Literasi finansial mengarahkan kita untuk menyimpan dan menghasilkan uang dalam bentuk lain.
Ternyata senior-senior saya di PGSD Unnes punya kesamaan visi tentang pentingnya investasi saham. Ada beberapa nama yang sudah terjun membeli dan memiliki saham. Bahkan sudah ada grup WA alumni PGSD yang khusus untuk berinvestasi.
Mengawali Investasi
Ayah Kaya dalam kisah Rich Dad and Poor Dad Robert T. Kiyosaki menyarankan bahwa sebelum berinvestasi harus memahami cara mainnya dulu. Mengetahui cara main penting agar kita tidak memainkan peran atau peraturan yang salah. Maka dari itu, saya telepon Mas Rohmadi sebenarnya untuk belajar dari beliau tentang cara main investasi ini.
Pertama, Mas Rohmadi mengawali dengan saran agar saya bisa mengidentifikasi tipe pembeli saham seperti apa. Ada dua tipe pembeli saham, yaitu investor dan trader. Investor berarti membeli saham untuk jangka panjang. Sedang trader berorientasi pada jual-beli saham. Beli di saat rendah dan jual saat harga saham naik.
Kedua, memilih bank sekuritas. Saham tidak akan bisa dibeli tanpa memiliki rekening bank sekuritas. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika memilih bank sekuritas. Satu, perhatikan potongan fee yang dibebankan kepada kita ketika bertransaksi saham. Dua, lihat berapa biaya awal yang harus ditanggung ketika pertama kali membuka rekening saham. Tiga, aplikasi jual beli saham yang disediakan bank sekuritas -pilih yang realtime untuk menghindari delay transaksi. Empat, ada atau tidaknya komunitas investor di kota kita yang berada di bawah bank sekuritas tersebut. Empat hal itu harus disesuaikan dengan kemampuan kita.
Ketiga, membeli saham bluechip. Setelah memikiki rekening saham, maka kita bisa membeli saham bluechip. Saham bluechip ini biasanya berupa saham perusahaan besar yang sudah kokoh secara finansial. Misalnya saham BCA, Unilever, Bank Mandiri, dll.
Ya, susah-susah gampang memilih bank sekuritas. Ada juga alternatif lain selain belajar bebas dari internet atau langsung membeli di bank sekuritas. Cara belajar yang lain yaotu melalui program Sekolah Pasar Modal online yang ada di website IDX.
Program SPM berbayar Rp 100.000. Uang 100.000 itu digunakan untuk membuka rekening saham di bank sekuritas yang ada di SPM. Sepengamatan saya pagi tadi, hanya ada empat bank sekuritas yang disediakan melalui program SPM. Jadi yang menerima pembukaan 100rb hanya ada 4 perusahaan.
Walau sebenarnya ada juga yang tidak mensyaratkan setoran awal alias Rp 0 untuk membuka rekening saham. Ini memudahkan para pemula saham seperti saya. Namun, saya rasa sebagai pemula akan lebih mudah bila menggunakan jasa Sekolah Pasar Modal terlebih dahulu. Ya, paling tidak kita bisa mengetahui pasar saham setelah belajar secara runtut mengikuti kurikulum Sekolah Pasar Modal yang ada di website resmi IDX.
Rahma Huda Putranto
Ahad, 26 Juli 2020
Comments
Post a Comment