Skip to main content

Featured Post

Profil Rahma Huda Putranto

Rahma Huda Putranto, S.Pd., M.Pd.  adalah Duta Baca Kabupaten Magelang yang   lahir di Magelang, pada tahun 1992, lulus dengan predikat cumlaude dari Jurusan S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Semarang tahun 2014. Pernah menempuh Program Magister Manajemen Pendidikan di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Selain itu, gelar magister bidang pendidikannya juga diperoleh melalui Program Magister Manajemen Pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta. Penulis pernah bekerja sebagai guru di SD Muhammadiyah Borobudur. Kemudian mendapat penempatan di SDN Giripurno 2 Kecamatan Borobudur sebagai Pegawai Negeri Sipil. Terhitung mulai tanggal 1 Maret 2018 mendapat tugas baru di SD Negeri Borobudur 1. Alamat tempat tinggal penulis berada di dusun Jayan RT 02 RW 01, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Selain itu, penulis dapat dihubungi melalui email r_huda_p@yahoo.co.id. Penulis pernah mengikuti program Latihan Mengajar di Uni

LAPORAN WORKSHOP PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN MASYARAKAT DAN SEKOLAH TAHUN 2017



1.      Waktu Pelaksanaan dan Penyelenggara Kegiatan
a.      Waktu dan Tempat
1)      Hari                     : Selasa
2)      Tanggal                : 26 September 2017
3)      Pembukaan          : 26 September 2017 pukul 08.00 WIB
4)      Lama Kegiatan    : 1 hari
5)      Tempat                : Ruang Bina Praja Kompleks Setda Kabupaten Magelang, Jalan Soekarno Hatta No.59, Sawitan, Mungkid, Patran, Sawitan, Mungkid, Magelang, Jawa Tengah 56511.
                           
b.      Penyelenggara Kegiatan
Workshop Pengembangan Perpustakaan Masyarakat dan Sekolah Tahun 2017 diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Magelang.

2.      Tujuan dan Alasan Mengikuti Kegiatan
Tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan ini adalah meningkatkan kompetensi guru agar mampu mengembangkan perpustakaan sekolah.

3.      Penjelasan Isi Kegiatan
Isi kegiatan Workshop Pengembangan Perpustakaan Masyarakat dan Sekolah Tahun 2017 ini meliputi:
a.       Kebijakan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Magelang
b.      Pengelolaan Perpustakaan
c.       Praktik Sirkulasi Pengolahan Buku

4.      Tindak Lanjut
Guru setelah mengikuti kegiatan ini telah melakukan tindak lanjut berupa:
a.       Menerapkan kebijakan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Magelang
b.      Mengelola perpustakaan sekolah sesuai arahan dari pembicara workshop
c.       Mengolah buku perpustakaan sekolah

5.      Dampak
Dampak yang dicapai melalui Workshop Pengembangan Perpustakaan Masyarakat dan Sekolah Tahun 2017 adalah sebagai berikut:
a.       Memahami Kebijakan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Magelang
b.      Perpustakaan sekolah terkelola dengan lebih baik daripada sebelum mengikuti workshop
c.       Mengolah berbagai macam buku yang ada di perpustakaan sekolah


LAMPIRAN

1.      Makalah (Materi) yang disajikan dalam kegiatan pertemuan
2.      Matrik ringkasan pelaksanaan pelatihan
3.      Fotocopy Surat Tugas
4.      Foto copy Sertifikat


Makalah (Materi) Yang Disajikan Dalam Kegiatan Pertemuan

Kemajuan teknologi dan informasi di era global seperti menuntut kemajuan pula di berbagai aspek kehidupan manusia.  Mau tidak mau, siap tidak siap manusia juga harus dituntut untuk maju dan berkembang dalam mengikuti perkembangan teknologi dan informasi. Tidak hanya manusia, salah satu yang dituntut untuk berperan serta dalam mengiringi kemajuan teknologi dan informasi adalah bidang pendidikan. Dalam bidang pendidikan, perpustakaan merupakan salah satu wahana yang paling mendapat tuntutan kemajuan yang lebih pesat dibandingkan yang lain.
Perpustakaan dituntut harus memiliki kemajuan yang lebih pesat seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi saat ini disebabkan karena perpustakaan merupakan sumber informasi dan sangat mendukung terlaksananya pendidikan di berbagai pihak. Perpustakaan di era globalisasi saat ini dituntut tidak hanya untuk menyediakan bahan-bahan pustaka yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar maupun sebagai bahan bacaan masyarakat luas, lebih dari itu perpustakaan harus mampu menyediakan informasi yang terbaru dan aktual yang bisa dijadikan referensi banyak pihak.
Kemajuan perpustakaan tidak hanya mengenai informasi yang dapat kita peroleh melalui perpustakaan, tetapi juga segala upaya yang diperlukan perpustakaan dalam menarik minat para pembacanya dengan kata lain kemajuan teknologi dan informasi juga harus diterapkan dalam pengelolaannya.

Promosi Perpustakaan
Di era globalisasi, informasi beredar dengan sangat bebas sehingga ekstremnya tidak terkendali serta arusnya tanpa batas. Karena kondisi tersebut, perpustakaan sekolah jika tidak dinamis dan menyesuaikan dengan tuntutan masyarakat dan dunia global, tentu akan tersisihkan dan ditinggalkan pengunjungnya.
Ada beberapa langkah strategis yang bisa dilakukan oleh pustakawan untuk pengembangan perpustakaan sekolah di era global. Diantaranya, dengan promosi perpustakaan, aplikasi IT dalam dunia perpustakaan, perpustakaan digital, perpustakaan hybrid, dan pengembangan perpustakaan sekolah dengan paradigm kekinian.
1.      Promosi Perpustakaan sebagai Tuntutan Zaman
Alison Arwell (dalam Prastowo, 2012: 385) mengungkapkan bahwa program pengembangan perpustakaan sekolah pada umumnya selama ini dianggap gagal. Hal tersebut dikarenakan kurangnya komunikasi antara pihak perpustakaan dengan pihak-pihak terkait lainnya di sekolah. Pihak sekolah antara lain adalah para administrator (kepala sekolah dan wakilnya), guru, siswa, dan orang tua siswa, serta anggota masyarakat setempat. Dalam mempromosikan dan memajukan perpustakaan, pustakawan harus peka terhadap perubahan dan hal-hal baru yang semua belum tercakup dalam program perpustakaan.
Ada beberapa langkah yang bisa ditempuh oleh pustakawan untuk mempromosikan perpustakaan sekolah. Pertama, mempromosikan perpustakaan kepada administrator sekolah. Cara yang efektif adalah dengan mengontak kepala sekolah dan menunjukan prestasi perpustakaan yang didukung data statistic guru dan siswa yang memanfaatkan perpustakaan.
Kedua, mempromosikan kepada  orang tua siswa. Kontak antara orang tua dan pustakawan harus dibina secara erat, bahkan sebaiknya dengan seluruh keluarga juga diikutsertakan. Salah satu caranya dengan mengadakan pertemuan, setidaknya satu atau dua kali dalam satu tahun.
Ketiga, mempromosikan perpustakaan kepada para guru. Guru adalah mitra kerja yang sangat berharga bagi pengelola perpustakaan. Apabila guru dan pustakawan bekerja sama, akan tercipta lingkungan belajar yang baik. Pustakawan hendaknya berdiskusi dengan guru tentang buku atau barang apa yang harus disediakan perpustakaan sekolah.
Keempat, mempromosikan perpustakaan kepada siswa. Siswa adalah sasaran promosi perpustakaan yang paling mudah. Untuk promosi jenis ini disarankan menggunakan promosi “mulut ke mulut”, karena dianggap paling efektif. Jika anak-anak telah memiliki kesan yang positif terhadap perpustakaan maka akan diikuti teman-teman lainnya yang semula enggan untuk mengunjungi perpustakaan. Selain itu perlu juga diadakan kontes di perpustakaan yang melibatkan siswa. Adakan kontes yang tidak selalu terkait dengan kegiatan membaca, seperti mengarang, mendongeng, menggambar dan lain sebagainya.
Kelima, mempromosikan perpustakaan kepada masyarakat luas. Masyarakat sekitar sekolah harus dilibatkan ke dalam program perpustakaan. Cobalah membuka perpustakaan bagi masyarakat.
2.      Strategi Menarik Pengunjung
Ada banyak cara untuk menarik pengunjung ke perpustakaan. Salah satunya dengan memberikan stimulus yakni sesuatu yang bisa membuat pengunjung tertarik untuk datang ke perpustakaan. Berikut beberapa strategi menurut Prastowo (2012: 389). Pertama, mengadakan kuis tentang sosok para guru. Adakan acara ini semisal di awal tahun ajaran baru. Langkahnya, ajaklah murid kelas satu untuk lebih mengenal guru. Buatlah satu potongan kertas berisi nama guru. Satu potongan kertas lainnya diberikan kepada para guru untuk diisi pernyataan yang menarik tentang dirinya. Kemudian siswa diminta menjodohkannya. 
Kedua, merayakan peristiwa keagamaan atau budaya. Acara lain yang menarik dapat pula digelar dengan membuat majalah dinding untuk memperingati hari perayaan tradisional atau pesta musiman. Gunakan majalah dinding tersebut untuk menampung kreasi siswa.
Ketiga, mengadakan kuis tau tebakan judul buku. Dalam beberapa minggu sebelum liburan semester, buatlah para siswa berkunjung ke perpustakaan dengan membungkus sebuah buku yang popular dengan kertas kado. Tulislah petunjuk kecil tentang buku tersebut dan gantilah petunjuk tersebut setiap hari. Buatlah petunjuk tersebut dari yang paling mudah hingga petunjuk yang paling sulit. Dengan demikian, siswa selalu penasaran untuk mengetahui jawabannya.
3.      Cara Mempromosikan Perpustakaan Sekolah
Salah satu tugas utama pustakawan adalah mempromosikan buku dan meningkatkan gairah baca di antara para siswa. Banyak sekali cara yang bisa ditempuh untuk itu. Misalnya, melalui bulletin, pesan-pesan atau semboyan pada penanda halaman buku, menggelar bedah buku, acara mendongeng dan acara lain yang melibatkan siswa untuk memasyarakatkan buku dan kecintaan membaca. Adapaun tema-tema yang dapat digunakan contohnya olahraga, perubahan musim, perjalanan ke luar angkasa, legenda, dan lain sebagainya.
Rencanakan aktivitas tersebut dengan seksama agar siswa dapat mengikuti tema yang ditetapkan. Promosikan dan pajanglah buku-buku yang relevan dengan tema tersebut. Adakan kontes mendongeng dengan tema sama yang dapat diikuti oleh para siswa dari berbagai kelompok. Gerakan membaca buku juga bisa disosialisasikan melalui pembagian penanda  halaman buku, jajak pendapat buku favorit, atau dengan mengadakan pertunjukan sandiwara boneka, memajang poster yang mempromosikan buku. Dan masih banyak cara lainnya yang bisa dilakukan oleh pustakawansekolah dalam rangka mempromosikan buku perpustakaan.

Aplikasi IT Perpustakaan
Seiring dengan perkembangan waktu, perkembangan Information and Technology (IT) semakin pesat. Perkawinan antara perpustakaan dengan dunia IT dalam pelayanan yang diberikan kepada pengguna adalah sesuatu yang harus dilakukan. Maka dari tu, salah satu strategi pengembangan perpustakaan di era global sekarang perlu dikembangkan. Bagi yang sudah menggunakannya berarti harus dilestarikan dan ditingkatkan yaitu otomatisasi perpustakaan.
Selasa dijelaskan oleh Lasa HS, untuk meningkatkan kinerja perpustakaan dan sesuai kemampuan perpustakaan sekolah, kiranya perlu dipikirkan otomatisasi perpustakaan. Otomatisasi perpustakaan sebenarnya merupakan proses atau hasil penciptaan mesin swatindak atau swakendali dalam proses tersebut. Penerapan otomatisasi perpustakaan sekolah sebenarnya lebih tepat apabila disebut dengan teknologi informasi. Yaitu teknologi elektronik yang digunakan untuk pengumpulan, penyimpanan, pengolahan, dan pemanfaatan informasi. Dalam hal ini, tidak hanya terbatas pada pemanfaatan perangkat lunak maupun perangkat keras, tetapi juga melibatkan unsur manusia.
Adapun pemanfaatan teknologi informasi unsur kegiatan perpustakaan memiliki tujuan. Pertamai, meringankan pekerjaan. Kedua, memudahkan dan memperlancar pelaksanaan tugas kepustakawanan. Ketiga, mempercepat proses temu kembali akan informasi. Keempat, memperlancar kerjasama informasi. Kelima, meningkatkan pelayanan informasi dan memanfaatkan teknologi informasi.
Teknologi informasi dapat diaplikasikan pada kegiatan pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi, bibliografi, pengindeksan, dan penelusuran literature. Diakui bahwa pemanfaatan IT ini membutuhkan biaya yang cukup tinggi. Untuk itu, perlu dilakukan studi kelayakan, rancang bangun, implementasi, dan evaluasi. Contoh aplikasi teknologi informasi dalam kegiatan perpustakaan yang telah terintegrasi di antaranya kegiatan inventarisasi, katalogisasi, penelusuran informasi, peminjaman, dan pengembalian buku yang berjalan otomatis. Dalam sistem ini, pengguna dapat melakukan fotokopi sendiri. Mereka lebih dahulu mengisikan kartu langganan untuk sejumlah tertentu, seperti voucher pada handphone. Para pemakai juga bisa bebas mem­-browsing dengan internet di tempat selain perpus. Mereka bisa men-download artikel tertentu atau mencetak pada public printer yang tersedia. Setelah selesai proses peminjaman tersebut, peminjaman keluar melewati pintu ber-alarm yang berfungsi sebagai pengontrol dan mencatat pengunjung secara otomatis.



MATRIK RINGKASAN PELAKSANAAN DIKLAT

Nama Kegiatan
Tanggal/ waktu pelaksanaan
Institusi Penyelenggara
Tempat Kegiatan
Nama-Nama Fasilitator/ Pemakalah/ Pembahas
Dampak
Workshop Pengembangan Perpustakaan Masyarakat dan Sekolah Tahun 2017
26 September 2017
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Magelang
Ruang Bina Praja Kompleks Setda Kabupaten Magelang, Jalan Soekarno Hatta No.59, Sawitan, Mungkid, Patran, Sawitan, Mungkid, Magelang, Jawa Tengah
-          Masrur, SE., Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Magelang
-          Amroni, Pejabat Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Magelang
-          Memahami Kebijakan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Magelang
-          Perpustakaan sekolah terkelola dengan lebih baik daripada sebelum mengikuti workshop
-          Mengolah berbagai macam buku yang ada di perpustakaan sekolah


Comments

Baca Juga