Ada dua hal yang membekas benar di pikiran saya ketika Ayahanda Jumari, Ketua PDM Kabupaten Magelang menyampaikan sambutannya. Pertama jangan dolanan Pemuda Muhammadiyah. Kedua tentang pentingnya membaca AD/ ART Pemuda Muhammadiyah. Tulisan ini tidak akan mengulas yang pertama karena keterbatasan tempat.
Semangat membaca kembali Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Pemuda Muhammadiyah wajib adanya. Apalagi bagi pimpinan di level daerah. AD/ ART ini menjadi pemandu bagi setiap fungsionaris untuk menjalankan roda organisasi.
Sehingga Bapak Jumari siang tadi mengatakan kurang lebihnya seperti ini, panduan dalam menjalankan organisasi adalah AD/ ART, bukan pikiran, kehendak diri sendiri atau kehendak sekelompok kecil orang.
Beliau juga mengusulkan bahwa AD/ ART ini sangat efektif dibahas dalam forum Baitul Arqam. Forum Baitul Arqam sangat ideal untuk membahas AD/ ART karena waktunya yang cukup longgar. Selain itu AD/ ART tidak akan efektif bila dibahas di sela-sela rapat.
Selanjutnya Bapak Jumari memaparkan cerita ketika Yunus Anies mendaftarkan diri menjadi anggota Muhammadiyah. Kala itu ia ditolak menjadi anggota Muhammadiyah karena belum mengetahui AD/ ART Muhammadiyah. Kisah ini juga saya baca di Suara Muhammadiyah Edisi 18 tahun ke-104, 16-30 September 2019. Berikut saya kutip persis dari artikel yang berjudul "Penting dan Baik Malah Dikesampingkan" yang ada di halaman 10-11.
***
Salah satu (kaum muda) yang terpikat dengan keberadaan organisasi Muhammadiyah ialah M Yunus Anies muda. Suatu ketika, karena ketertarikannya kepada Persyarikatan ini, Yunus Anies muda berniat bergabung dengan membuat kartu keanggotaan Muhammadiyah. la datang dan menemui langsung salah satu tokoh Muhammadiyah saat itu, Haji Fachrodin.
Bertemu Haji Fachrodin, kemudian Yunus Anies muda menyampaikan maksudnya, yaitu ingin menjadi bagian dari Persyarikatan Muhammadiyah. Mendengar hal itu, Haji Fachrodin spontan bertanya kepada Yunus Anies muda tentang pengetahuannya terhadap Muhammadiyah.
Apa yang kamu ketahui tentang Muhammadiyah? Apakah kamu pernah membaca AD/ART Muhammadiyah?, Tanya Haji Fachrodin kepada pemuda tersebut. "Saya membaca (dari AD/ ART) yang penting-penting saja,"jawab Yunus Anies muda. Mendengar jawaban itu, Haji Fachrodin menyusulkan pertanyaan, "apakah yang tertulis dalam AD/ ART Muhammadiyah tidak semuanya penting?," tanyanya kembali.
Tanpa bisa menjawab, Yunus Anies muda memilih untuk mengurungkan niatnya dan kembali ke rumah. Bukan untuk lari dan menjauh dari Muhammadiyah,tapi justru ingin menghafalkan dan mendalami AD/ART Muhammadiyah. Kejadian ini justru di kemudian hari mengantarkan Yunus Anies menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan ia diakui oleh banyak kalangan sebagai orang yang paham Muhammadiyah pada masanya. Inilah sepenggal kisah dari M Yunus Anies Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 1959/ 1961.
***
Sayangnya, tidak gampang menemukan AD/ ART Pemuda Muhammadiyah. Mbah Google hanya menyediakan AD/ ART hasil muktamar periode XVI. Kalau dulu di IMM, penyebarluasan AD/ ART terbaru yang sudah ditanfidzkan merupakan tugas bidang organisasi. Semoga kelak di kemudian hari AD/ ART bisa kita diskusikan dan pahami bersama.
Borobudur, 10 November 2019
Comments
Post a Comment