Skip to main content

Featured Post

Profil Rahma Huda Putranto

Rahma Huda Putranto, S.Pd., M.Pd.  adalah Duta Baca Kabupaten Magelang yang   lahir di Magelang, pada tahun 1992, lulus dengan predikat cumlaude dari Jurusan S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Semarang tahun 2014. Pernah menempuh Program Magister Manajemen Pendidikan di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Selain itu, gelar magister bidang pendidikannya juga diperoleh melalui Program Magister Manajemen Pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta. Penulis pernah bekerja sebagai guru di SD Muhammadiyah Borobudur. Kemudian mendapat penempatan di SDN Giripurno 2 Kecamatan Borobudur sebagai Pegawai Negeri Sipil. Terhitung mulai tanggal 1 Maret 2018 mendapat tugas baru di SD Negeri Borobudur 1. Alamat tempat tinggal penulis berada di dusun Jayan RT 02 RW 01, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Selain itu, penulis dapat dihubungi melalui email r_huda_p@yahoo.co.id. Penulis pernah mengikuti program Latihan Mengajar di Uni

Atur Tugas, Pekerjaan dan Waktu Supaya Tidak Stres

Stress

Stres selalu saja hinggap dalam kehidupan manusia. Manusia hidupnya selalu tertekan. Tertekan karena hadirnya pemicu stress. Seolah terus terulang. Manusia tidak belajar dari stres itu. Sehingga stres yang selalu muncul membuat manusia seperti terjatuh di lubang yang sama.

Manusia yang stres sering merasa pusing. Hidupnya susah karena penuh dengan tekanan. Keadaan ini seperti seseorang yang tidak bisa berenang dan akan tenggelam di lautan. Seorang yang akan tenggelam pasti meronta-ronta. Termegap-megap karena susah bernapas. Keadaan susah bernapas ini yang biasanya muncul dari stres.

Stres muncul disebabkan karena banyaknya tugas. Tugas yang berderet menuntut penyelesaian di waktu yang sama. Inilah yang memunculkan stres. Kita hanya punya satu ruang dan waktu tapi yang harus diselesaikan banyak sekali. Kalau dirunut, terkadang penyelesaian yang menuntut waktu bebarengan ini dikarenakan menunda pekerjaan.

Harus Lebih Baik

Manusia yang baik tentu tidak seperti keledai. Keledai sering dijadikan simbol kebodohan. Sebabnya, keledai selalu jatuh di lubang yang sama. Supaya tidak jatuh di lubang yang sama seperti di atas, menunda penyelesaian tugas atau pekerjaan tidak boleh terjadi.

Penyelesaian tugas harus dilakukan dengan perencanaan yang matang. Tugas yang berjibun harus ditata. Penataan tugas ini dilakukan sesuai urutan prioritas. Harapannya tidak ada tugas yang menumpuk.

Perencanaan yang dibuat dapat berdasarkan waktu harian atau mingguan. Idealnya semuanya dijadwalkan secara mingguan. Karena kalau dijadwalkan dalam agenda harian rasanya waktu yang tersedia sempit sekali. Kalaupun harus direncanakan dalam waktu bulanan, rasanya juga terlalu lama atau panjang. Maka rentang waktu yang baik untuk direncanakan adalah dengan cara mingguan.

Perencanaan ini dilakukan denagan langkah sebagai berikut:

1. Tentukan agenda atau tugas besar yang menuntut penyelesaian dalam waktu satu minggu ke depan

2. Pecah agenda besar tersebut ke agenda-agenda atau tugas-tugas yang lebih kecil

3. Tugas yang kecil itu kemudian ditata dalam bentuk jadwal harian

4. Jadwal harian dibuat di awal minggu. Namun, alangkah lebih baik sehari sebelumnya melihat kembali jadwal untuk mengelola ulang menyesuaikan agenda harian

Ketika membuat daftar pekerjaan besar dan kecil yang harus diselesaikan, kita akan menemukan agenda yang penting mendesak. Secara realistis, kita juga akan menemukan pekerjaan-pekerjaan yang tidak kita sukai. Pekerjaan yang tidak disukai biasanya tidak kita minati. Bahkan saking tidak berminatnya, kita sering menghindar dari pekerjaan ini.


Pekerjaan yang tidak disukai dan diminati dapat diselesaikan dengan cara mendelegasikannya kepada orang lain. Pendelegasian tugas ini harus diberikan kepada orang yang ahli dan suka terhadap tugas yang akan kita delegasikan ini. Jadi berpikir realistis, bahwa di dunia ini pasti ada orang yang menyukai sesuatu yang tidak kita sukai.

Bahkan kalau pekerjaan yang tidak kita sukai ini berpotensi ekonomi, kita bisa mengorbankan uang kita. Pengorbanan uang ini dalam bentuk pemberian upah atau imbalan yang diberikan kepada orang yang kita beri tugas. Ini lebih baik dan sama-sama untung. Kita tidak perlu mengerjakannya sendiri, sedangkan orang lain mengerjakan pekerjaan kita dengan senang hati. Karena mendapatkan upah.

Penataan waktu untuk penyelesaian tugas baik tugas harian atau mingguan membutuhkan target. Target ini menjadi pemacu utama kita untuk menyelesaikan tugas-tugas yang ada. Tips dalam membuat target yang paling utama adalah realistis.

Target yang realistis cirinya ringan dan bisa diselesaikan. Tugas yang ringan artinya tidak terlalu berat. Berat atau ringannya tugas seringkali disebabkan karena faktor waktu penyelesaian tugas. Tugas yang ringan merupakan tugas yang memiliki waktu penyelesaian yang tidak terlalu singkat. Secara sederhana dapat saya katakan tugas yang ringna adalah tugas yang deadline-nya masih lama.

Tugas yang bisa diselesaikan artinya tugas ini berpotensi bisa kita tunaikan. Jangan menerima tugas yang tidak mungkin bisa kita selesaikan. Jangan terima tugas yang melampaui kewenangan kita. Misalnya kita hanya seorang rakyat biasa, jangan mau kalau ada orang yang memberikan tugas untuk mengubah undang-undang yang berlaku. Karena perubahan undang-undang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang duduk di kursi legislatif.

Target yang ringan dan dapat terselesaikan berpeluang besar menemui keberhasilan. Target yang berhasil tertunaikan membuat kita pecaya diri. Kita akan merasa "oh ternyata aku bisa ya." Hal ini menambah keyakinan diri. Pada akhirnya akan muncul sikap positif. Sikap positif menghasilkan gairah dalam menyelesaikan tugas-tugas selanjutnya.


Comments

Baca Juga