Featured Post
- Get link
- Other Apps
Membeli Saham Sama Dengan Membeli Perusahaan dan Bisnisnya
Hari ini saya memulai episode baru kehidupan. Saya untuk pertama kalinya berhasil membeli saham. Hal ini saya lakukan setelah mendapatkan Rekening Dana Nasabah (RDN). RDN ini saya dapat secara mudah setelah mendaftar di salah satu perusahaan sekuritas.
Pembelian saham biasanya disertai dengan tujuan tertentu. Setidaknya ada dua alasan seseorang membeli saham. Pertama, untuk menabung saham. Kedua, untuk trading (jual-beli) saham.
Alasan kedua memang sangat menggiurkan. Sebab, kepiawaian seseorang dalam jual-beli saham dapat menghasilkan pendapatan yang sangat besar. Tetapi, pendapatan besar itu juga mengandung resiko yang besar. Keliru membeli saham dapat membuat praktik jual-beli saham rugi.
Saya menyadari kepiawaian untuk jual-beli saham ini tidak diperoleh dalam waktu satu-dua hari. Butuh jam terbang. Ini keterampilan yang perlu di asah.
Jadi, alasan saya membeli saham hari ini adalah untuk menabung saham. Menabung saham menjadi kebalikan dari jual-beli saham. Menabung saham layaknya menabung uang di bank. Kita menyimpan saham untuk diambil deviden atau dijual dalam jangka yang sangat panjang.
Membeli Bisnis
Aktivitas menabung saham diibaratkan dengan membeli bisnis. Maksudnya, membeli saham sama dengan membeli bisnis. Kepemilikan saham atas suatu perusahaan berarti kepemilikan kita atas perusahaan tersebut. Semakin besar saham yang dimiliki, semakin besar bagian yang kita miliki atas perusahaan tersebut.
Sikap "membeli saham sama dengan membeli bisnis" ini saya ambil dari Warren Buffet. Warren Buffet kini berusia 90 tahun. Seorang investor yang pernah menjadi orang nomor tiga terkaya di dunia. Kekayaannya berasal dari ketertarikannya pada saham. Terbukti dari buku tahunan semasa SMA. Buku tahunan tersebut memuat keterangan tentangnya "menyukai Matematika, calon pialang saham".
Sikap "membeli saham sama dengan membeli bisnis" juga membuat kita mantab menjadi konsumen produk perusahaan tersebut. Misalnya, saya membeli saham BBCA (Bank BCA), maka saya merasa lebih termotivasi ketika menggunakan layanan Bank BCA. Saya semakin suka menggunakan Bank BCA sebagai medium bisnis dari sisi keuangan. Saya pun berpikir semakin saya aktif sebagai konsumen, saya juga aktif dalam meningkatkan laba perusahaan.
Selain itu, sebagai konsumen secara tidak langsung juga turut serta menambah pundi-pundi pemasukan ketika pembagian deviden. Laba perusahaan dari aktivitas konsumsi kita, meningkatkan pendapatan kita juga. Jadi ada aliran dana dari kita ke kita kembali. Luar biasa.
Hanya saja, konsep menabung saham ini tidak bisa dilakukan pada semua jenis perusahaan. Kita harus pandai dalam memilih saham perusahaan mana yang akan kita beli. Menabung saham merupakan aktivitas jangka panjang, jadi alangkah lebih baiknya membeli saham perusahaan yang sudah mapan.
Perusahaan yang sudah mapan dapat dilihat dari usia dan valuasi perusahaan tersebut. Saya lebih menyukai perusahaan yang usianya lebih dari delapan tahun. Perusahaan yang lebih dari delapan tahun, menurut Mardigu Wowiek sudah stabil. Perusahaan tersebut sudah membuktikan eksistensinya di dunia bisnis.
Sementara itu, track record perusahaan juga penting. Tidak ada catatan tindakan "malpraktek" atau salah kelola perusahaan. Ini penting. Performa perusahaan seringkali ditentukan "siapa yang pegang kemudi".
Paham ya. Yuk, nabung saham sekarang!
Borobudur, 20 Agustus 2021
- Get link
- Other Apps
Comments
bagus
ReplyDeleteWah, bagus sekali sdah mulai mantap merencanakan menabung saham. Akan lebih sip lagi kalau sudah pada tahap belajar analisa fundamental saham :)
ReplyDelete