Featured Post
- Get link
- Other Apps
Bertindak Sat Set
Layar calendar di smartphone penuh dengan agenda dan tugas yang perlu diselesaikan. Saya sengaja menggunakan kata "perlu", bukan "harus". Alasannya sederhana. Saya tidak ingin membebani hati dan pikiran dengan adanya "keharusan". "Harus" identik dengan pemaksaan.
Lain halnya dengan "perlu". Kata "perlu" menunjukkan adanya kebutuhan diri ini akan sesuatu. Sudut pandang yang dapat berkembang dari kata ini berasal dari dalam diri. Tidak seperti kata "harus" yang tindakannya berasal dari luar diri.
Agenda hari ini memang padat. Beberapa tugas juga menuntut penyelesaian. Belum lagi dalam kehidupan pribadi, saya "mem-back up" ketidakhadiran "budhe" yang setiap harinya menemani anak-anak saya bermain. Dalam hal pekerjaan, ada hal yang tidak bisa saya tinggalkan, yaitu mengajar. Baik mengajar di kelas atau pun rekan sejawat.
Saya menikmati berbagai pekerjaan. Satu persatu pekerjaan terselesaikan. Tak ada lagi kebingungan karena perasaan "awang-awangen". Terbebani dengan banyaknya tuntutan yang belum dikerjakan. Cara gampangnya, sering terjadi, "layu sebelum berkembang." Belum apa-apa sudah bingung atau terbebani dulu.
David J. Schwartz menulis dalam bukunya yang berjudul "Berpikir dan Berjiwa Besar" tentang orang-orang yang sibuk. Dr. Schwartz, begitu cara beberapa orang memanggilnya, memberikan saran terkait pemberian pekerjaan. Kepada siapa atau orang seperti apa pekerjaan penting itu harus diberikan.
Dr. Schwartz memberikan saran untuk memberikan pekerjaan kepada orang yang sibuk. Benar, saya tidak salah mengetik. Beliau menyarankan untuk memberikan pekerjaan pada orang yang sibuk. Secara ekstrim, semakin sibuk seseorang, semakin besar peluang tugas/pekerjaan terselesaikan.
Orang yang terbiasa sibuk lebih piawai mengatur waktu. Ia tahu kapan sebuah pekerjaan perlu diselesaikan. Ia tahu kapan perlu mengambil jeda untuk beristirahat.
Hal tersebut jauh dari kebiasaan orang yang tidak sibuk. Berikan pekerjaan/tugas pada seorang yang sudah lama/terbiasa menganggur, hasilnya pasti gagal. Bukan hasil pekerjaan yang kita peroleh, tapi ribuan alasan yang kita peroleh.
Orang yang lama menganggur lupa bagaimana cara mengatur waktu. Lupa caranya membagi pekerjaan menjadi pekerjaan skala kecil. Belum lagi kalau jam bekerja baru mulai, sekejap mata langsung mengambil istirahat. Kini sering dijumpai malah lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain HP.
Kesibukan memang menghadirkan banyak peluang dan kesempatan. Waktu yang tersedia benar-benar dapat dioptimalkan. Caranya dengan menggunakan waktu untuk berbagai macam kegiatan atau penugasan. Beruntunglah orang-orang yang sibuk.
Orang yang sibuk atau yang belum sibuk perlu membiasakan diri dengan "sat-set". Perlu adanya antusiasme dalam menyelesaikan berbagai macam tugas. Penting juga meningkatkan keterampilan untuk mengasah meminimalisir penggunaan waktu dalam penyelesaian tugas. Intinya, kita perlu berpegang pada prinsip, "bersegeralah melanjutkan pekerjaan lain setelah satu pekerjaan selesaikan".
Borobudur, 25 Juli 2022
- Get link
- Other Apps
Comments
Post a Comment