Tet tere tet teeeettt..
Sepuluh hari sudah saya tidak menulis di blog ini. Karena memang sepuluh hari ini sedang digempur dengan berbagai macam kesibukan. Setiap kesibukan yang menuntut deadline untuk diselesaikan. Hal itu membuatku "lumpuh" dalam menulis.
Kondisi kejar-kejaran deadline itu terjadi begitu saja. Solusi sederhana dalam otak hanya memintaku untuk bekerja lebih keras. Yang artinya aku harus selalu fokus, fokus dan fokus terhadap satu pekerjaan. Misalnya dalam menyelesaikan tesis magisterku, aku pernah berjanji pada diri sendiri untuk tidak beranjak ke tugas yang lain bila tesis ini belum selesai.
Janji ini ternyata janji yang berbahaya. Janji yang boleh dikata sangat berbahaya bagi diri saya. Apalagi saya orang yang susah fokus pada satu titik. Bisa sih fokus, tapi karena saking fokusnya, kadang malah kreatifitas itu tidak muncul. Boro-boro mau menyelesaikan satu-satu dengan cepat. Eh malah terhambat karena ide susah keluar.
Saya bukan orang spesialis ternyata. Saya orang generalis. Artinya saya suka berkelana dan memikirkan banyak hal. Dampaknya ya seperti yang saya tulis di atas, tidak bisa fokus!
Janji tentang tesis yang saya ikrarkan tidak mendukung pola kebiasaan dalam diri. Karena selama ini, pola kebiasaanku mendukung untuk melakukan banyak hal hampir dalam waktu bersamaan. Bersamaan dalam arti bergantian.
Jadi, misalnya saya sedang mengerjakan tesis kemudian jenuh, maka itu tanda kalau saya harus berhenti mengerjakan tesis dan berpindah ke yang lain. Perpindahan ke tugas yang lain bukan dalam rangka melarikan diri dari tesis. Tapi lebih pada upaya me-refresh (menyegarkan) pikiran.
Ini seperti nasihat yang diberikan oleh bapak mertua. Ketika ia jenuh terhadap pekerjaannya di kantor, maka ia akan melepas pekerjaan itu sementara waktu. Ia akan bengkel atau berdagang. Namun seketika pikiran sudah fresh karena sudah beraktifitas yang lain, ia akan segera kembali ke pekerjaan kantornya.
Disini terdapat pelajaran. Bagi orang-orang generalis yang kurang bisa fokus pada satu hal, mengerjakan sesuatu yang lain itu penting. Muncul nasihat jitu yang dapat memperbaiki kondisi ini, yaitu dengan merumuskan jadwal.
Bila jadwal tiap waktu sulit ditentukan karena situasi kebosanan yang berubah-ubah, maka bisa dilakukan dengan merumuskan kegiatan atau aktifitas apa saja yang harus diselesaikan pada hari tertentu. Rumusan aktifitas inilah yang menjadi prinsip bagi seseorang untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.
Tips tambahan adalah jangan sampai salah satu aktifitas yang dirumuskan tidak dilakukan walau hanya sehari saja. Karena bila tidak dilakukan, khawatirnya akan mengubah pola pekerjaan. Bila pola sudah berubah, konsekuensinya adalah kita akan kesulitan untuk memulai kegiatan yang ditinggalkan itu.
Saya ibaratkan seperti mesin yang lama tidak dipakai dan dingin. Berbeda dengan mesin yang setiap hari dipakai secara rutin. Mesin itu tentu mudah panas dan siap digunakan berkendara.
Begitu juga dengan otak atau kegiatan manusia. Sekali berhenti, sulit untuk memulai lagi. Semakin sering dilakukan, semakin mudah kita melakukan aktifitas itu.
Comments
Post a Comment