Siang ini hasrat minum kopi berada di puncaknya. Hasrat ini ibarat orang puasa yang memasuki masa berbuka. Namun hasrat untuk minum kopi ini tak berani ku ungkapkan.
Aku memberi kode besar pada istriku. Namun kode ini tak juga dipahami. Ingin rasanya menggerakkan mahasiswa se-Indonesia Raya menuntut dibuatkannya kopi.
Namun, siapalah aku. Tanda tangan PERPU yang tak serumit membikin kopi saja masih jadi misteri besar bagi para mahasiswa.
"Oalah, kopi aja kamu samakan dengan tuntutan demonstran akhir-akhir ini," begitu kata Raden Mas Empi Kusumodiharjo yang berada di depanku.
"Bukan gitu, mas. Kopi ini jadi obat kebuntuan pikir bagiku,"
"Yowis, bilang saja to sama istrimu. Minta Kopi padanya!" ketus Raden Mas Empi kepadaku.
Saya tak kuasa memerintah untuk membikinkan kopi. Karena istriku ini investor bagi kelangsungan hidupku.
Mendengar ceritaku ini, Raden Mas Empi malah marah besar. Level kemarahannya, kalau diekspresikan bisa seperti anak STM yang merebut water canon milik polisi.
"Kamu ki piye, wong yang jadi pemimpin itu kamu kok. Harus e dia yang manut kamu. Bukan kamu malah jadi takut gara-gara investasi,"
"Takut gak dibiayai kuliah, takut gak bisa bangun ini itu, wes, kene tak tembungke," jengkel si Raden Mas yang satu ini.
Tanganku menahan laju tangannya. Ku katakan saja kalau aku masih ada uang kalau sekedar beli kopi di angkringan pinggir jalan itu.
Tapi Raden Mas yang satu ini bertambah marah. Itu uang terakhirmu to, gak cukup kalau buat beli. Jangan bilang utang ya. Anak bangsa ini sudah menanggung utang 13 juta ketika mereka lahir!
Karena terlalu banyak seng-seng seperti ini, saya padamkan hasrat minum kopi. Terlalu banyak mudharat begitu pikirku.
Saya siram air putih di gelas kosong. Menenggaknya sambil membayangkan orang di balik dunia sana yang sedang mengalami kekeringan.
"Mereka yang kekeringan, minum air putih aja tidak bisa. Apalagi minum kopi panas ditambah gula," begitu pikirku dalam hati.
Ternyata, hasrat itu bisa padam karena sikap kita. Hasrat berlebih harus dikalahkan dengan kesyukuran. Bersyukur menerima keadaan. Karena keadaan yang kita hadapi lebih baik daripada keadaan di tempat lain yang belum kecukupan.
enseccratka Travis Booth Free Download
ReplyDeletesighsotofor