Kebersihan sebagian dari iman, begitu kata banyak orang. Lingkungan yang bersih memberikan dampak positif bagi ornag yang menempatinya. Berbeda dengan lingkungan yang kotor, dimana banyak merugikan penguhinya.
Kebersihan lingkungan merupakan hal yang sangat dijaga oleh warga SDN Borobudur 1. Semua warga SDN Borobudur 1 menyadari bahwa kebersihan akan membawa kenyamanan dalam kegiatan belajar dan mengajar. Selain itu, lingkungan sekolah yang sehat juga tercipta.
Pernah juga warga SDN Borobudur 1 terganggu dengan lingkungan yang kotor. Bau menyengat dari sampah membusuk sangat mengganggu siswa dalam berkonsentrasi menerima materi pelajaran. Siswa juga enggan membersihkan sampah membusuk karena merasa jijik dan tidak tahan dengan baunya.
Berdasarkan pengalaman tersebut, SDN Borobudur 1 mencanangkan berbagai macam program untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih. Program-program tersebut antara lain menambah tenaga kebersihan, piket guru, piket kelas, piket wali murid, dan Jumat bersih.
Penambahan tenaga kebersihan dilakukan karena tenaga kebersihan yang ada merasa kewalahan membersihkan sampah yang ada di sekolah. Tidak hanya sampah yang banyak, namun juga luasnya area yang harus dibersihkan membuat tenaga kebersihan yang ada tidak cukup waktu untuk menyelesaikan tugasnya.
SDN Borobudur 1 menambah satu tambahan tenaga kebersihan. Tenaga kebersihan ini direkrut oleh komite sekolah denga sistem harian. Sistem seperti ini sering disebut Tenaga Harian Lepas (THL). Honor tenaga tambahan ini diperoleh dari komite sekolah.
Piket guru juga digalakkan kembali. Guru tidak hanya mengajar, namun memiliki tugas tambahan membersihkan lingkungan sekolah. Terutama ruang guru.
Awalnya banyak guru yang mengeluh dengan bertambahnya beban kerja. Apalagi tugas kebersihan ini bukan menjadi bagian dari tugas, pokok dan fungsi tenaga fungsional guru.
Guru-guru kini tidak lagi mengeluh. Karena telah muncul kesadaran dalam menjaga kebersihan lingkungan di benak mereka. Para guru secara otomatis membersihkan lingkungan sesuai dengan jadwal piket guru.
Piket kebersihan tidak hanya dilakukan oleh guru. Piket kebersihan juga dilakukan oleh para siswa. Seluruh siswa memiliki jadwal piketnya masing-masing.
Guru bersama siswa membuat regu piket. Regu piket ini berkewajiban membersihkan ruang kelas dan taman yang ada di depannya. Regu piket melakukan tugasnya di pagi sebelum pelajaran dimulai dan di siang hari ketika pembelajaran telah usai.
Piket siswa terbukti melatih tanggung jawab dan kemandirian. Siswa juga merasakan kalau membersihkan sampah bukan perkara mudah. Oleh karenanya siswa lebih menjaga lingkungan.
Piket kebersihan tak hanya melibatkan guru dan siswa, namun juga wali murid. Wali murid membuat jadwal piket kebersihan. Jadwal piket wali murid menyesuaikan jadwal piket putra-putrinya. Mereka berkolaborasi membersihkan lingkungan kelas dan sekitarnya.
Kebersihan lingkungan kelas kini telah terjamin. Namun, kebersihan lingkungan yang sifatnya digunakan untuk umum juga perlu dilakukan. Tempat yang sifatnya umum adalah lapangan, wc, kolam ikan dan taman sekolah.
Tempat umum tersebut dibersihkan dengan cara gotong royong. Gotong royong dilaksanakan pada hari Jumat. Tepatnya dilakukan Jumat pagi seusai senam bersama.
Pada akhirnya, lingkungan SDN Borobudur 1 telah benar-benar bersih. Tidak ada tempat dimana sampah bertebaran. SDN Borobudur 1 menjadi tempat yang aman, nyaman untuk kegiatan belajar siswa.
Comments
Post a Comment